Hutan Mangrove di Pesisir Karawang Jadi Destinasi Ekowisata

Sebagian garis pantai utara (Pantura) yang secara teritorial masuk ke wilayah Kabupaten Karawang, sampai saat ini kondisinya masih memprihatinkan. 

Hutan Mangrove di Pesisir Karawang Jadi Destinasi Ekowisata
Sebagian besar garis Pantura masih memprihatinkan
INILAH, Karawang - Sebagian garis pantai utara (Pantura) yang secara teritorial masuk ke wilayah Kabupaten Karawang, sampai saat ini kondisinya masih memprihatinkan. Pasalnya, gerusan air laut (abrasi) terus menggerogoti garis pantai di wilayah tersebut.
 
Sebenarnya, jika pemerintah jeli di wilayah pesisir ini tersembunyi potensi cukup besar yang bisa dikembangkan. Salah satunya, menjadi obyek wisata dengan memanfaatkan keberadaan hutan mangrove.
 
Kelompok nelayan di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, telah membuktikannya. Beberapa tahun terakhir, warga pesisir ini menginisiasi untuk menanam puluhan ribu pohon mangrove di wilayahnya.
 
Saat itu, ada sebanyak kurang lebih 90 ribu pohon mangrove yang ditanam di 20 hektare lahan pesisir pantai yang ada di desa tersebut. Alhasil, saat ini di pesisir pantai itu terdapat hutan mangrove cukup lebat.
 
Alhasil, keberadaan hutan mangrove tersebut, saat ini menjadi daya tarik tersendiri. Sejak setahun terakhir, lokasi tersebut menjadi sebuah obyek wisata baru di wilayah itu. Bahkan, kunjungan kurun waktu setahun terakhir mencapai 2.160 pengunjung.
 
Ketua kelompok petani Mangrove Pasir Putih, Sahari membenarkan jika saat ini hutan mangrove di wilayahnya menjadi destinasi eko wisata. Menurutnya, keberadaan hutan mangrove ini menjadi berkah tersendiri bagi warga di wilayahnya yang mayoritas adalah nelayan.
 
"Selain jadi penahan abrasi, hutan Mangrove ini juga jadi tujuan wisata baru. Banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini," ujar Sahari, Kamis (5/12/2018).
 
Tak hanya menjadi lokasi wisata dan penahan abrasi, sambung dia, keberadaan hutan mangrove ini juga menjadi berkah bagi para nelayan. Karena, saat ini akar pohon mangrove juga dimanfaatkan untuk mencari rajungan.
 
"Kami bersyukur, karena keberadaan hutan mangrove ini turun membantu perekonomian warga dari segi apapun. Kami yakin, desa kami akan lebih maju," tegas dia.
 
Dia menambahkan, dalam pengembangan eko wisata ini pihaknya tak berjalan sendiri. Karena, selama ini ada pihak-pihak yang turut mendukung. Yakni, dari PT Pertamina Hulu Energi Offshor North West Java (PHE ONWJ), serta dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
 
Secara terpisah, VP Relations PT Pertamina PHE ONWJ, Ifki Sukarya menjelaskan, sampai saat ini mangrove yang telah ditanam mencapai 96 ribu pohon. Adapun pohon mangrove ini ada dua jenis. Yakni, mangrove api-api dan rhizopora. 
 
Sebenarnya, kata dia, awalnya penanaman pohon mangrove ini atas inisiasi karyawan. Namun, seiring berjalannya waktu, kegiatan ini malah menjadi agenda rutin yang melibatkan warga setempat.
 
"Kami berharap, dengan adanya hutan mangrove ini, bisa menyelamatkan kerusakan lingkungan. Serta, mendongkrak kesejahteraan warga sekitar," ujar Ifki singkat. 


Editor : inilahkoran