Ini Kontribusi Optimalisasi EBT Menurut Dinas ESDM Jabar

Ini Kontribusi Optimalisasi EBT Menurut Dinas ESDM Jabar
Ini Kontribusi Optimalisasi EBT Menurut Dinas ESDM Jabar

INILAHKORAN, Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang gencar-gencarnya mengoptimalisasi Energi Baru Terbarukan (EBT), sebagai sumber kebutuhan energi alternatif selain dari bahan bakar fosil.

Tujuan utamanya kata Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jabar Permadi Mohamad Nurhikmah adalah, menekan emisi karbon yang timbul dampak dari penggunaan sumber daya fosil, karena memengaruhi pemanasan global. Serta memastikan kebutuhan energi tetap aman dalam jangka panjang, dengan disiapkan infrastrukturnya dari sekarang.

EBT yang tengah digenjot saat ini, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Sebab secara teknologi dan biaya, cenderung lebih ringan ketimbang optimalisasi EBT dari sumber lain.

Baca Juga : Lelang Perusahaan Pengelola TPPAS Legok Nangka Diupayakan Rampung Awal 2023

“Kita memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan pengurangan emisi gas rumah kaca. Ini sudah diratifikasi juga dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016, untuk mengurangi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat celsius sampai 2060. Untuk itu EBT ini dioptimalisasi. Dalam EBT ini sendiri banyak energi alternatif. Tetapi memang saat ini kita baru mendorong teknologi yang sudah provent, yaitu PLTS,” ujarnya kepada INILAHKORAN baru-baru ini.

“Secara biaya, panel surya cenderung turun harganya karena semakin matang teknologinya. Lalu relatif bisa dipasang dimana saja. Makanya kemudian mendorong dengan adanya PLTS atap, yang sudah kita bangun dibeberapa kantor di lingkungan pemerintah provinsi. Selain kita juga mengupayakan solar farm dan floating di badan air. Dimana tahun depan kita mau bangun PLTS diatas permukaan Waduk Cirata. Ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 145 megawatt,” imbuhnya.

Terkait penyimpanan sumber energi, Permadi menyebut pihaknya melibatkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memiliki kewenangan dalam pendistribusian berdasarkan regulasi. Kontibusinya bagi masyarakat Jawa Barat, dari infrastruktur yang dibangun oleh Pemprov kata dia, dengan memberikan subsidi terhadap masyarakat kurang mampu.

Baca Juga : Diakui sebagai Warisan Budaya Dunia, 1.027 Peserta Unjuk Kebolehan Tari Merak di Gedung Sate

“Untuk penyimpanan dan distribusi, ini akan masuk ke jaringan PLN. Walaupun memang saat ini menjadi kendala, karena PLN juga over supply. Makanya ini akan strategis ketika semuanya diarahkan ke listrik. Sehingga stok yang ada bisa tersalurkan maksimal. Kembali lagi, bahwa listrik ini menjadi semacam penugasan negara kepada PLN. Tentunya kita punya PR yang menjadi tanggungjawab kita dalam menyalurkan listrik kepada rumah tangga tidak mampu,” ucapnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti