Ini Upaya Menghindari Kasus Kekerasan Seksual di Sekolah Bagi Remaja

INILAHKORAN, Cimahi - Kekerasan seksual di sekolah terhadap anak remaja, banyak terjadi di kota-kota besar. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Melihat hal tersebut, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri dan Masyarakat Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi Agus Nugroho mengungkapkan, bahwa upaya untuk menghindari kasus pelecehan atau kekerasan seksual di sekolah, khususnya di SMK Negeri 1 Cimahi, dalam hal ini pihaknya memiliki beberapa poin penting.

Pertama, langkah mencegah terjadinya kekerasan seksual di sekolah, yakni optimalisasi peran guru Bimbingan Penyuluhan (BP) dan Bimbingan dan Konseling (BK) dalam rangka memberikan penyuluhan kepada siswa-siswi tentang bagaimana posisi mereka sebagai seorang pelajar, sebagai seorang individu dan juga sebagai makhluk biologis.

Baca Juga : Sebanyak 21 Halte Terbengkalai Sudah Dibongkar DIshub Kota Bandung

Kedua, optimalisasi pengarahan dan juga pendampingan yang dilakukan oleh para wali kelas, karena para wali kelas merupakan orang tua kedua setelah orang tua mereka dirumah.

"Wali kelas sangat memungkinkan untuk bisa memberikan masukan-masukan kepada siswa-siswinya, bukan hanya terkait masalah nilai pembelajaran saja, namun juga masalah pengembangan kepribadian mereka termasuk bagaimana mereka bisa diingatkan tentang tata norma pergaulan dengan teman-teman mereka," paparnya.

Ketiga, peran kesiswaan di sekolah untuk bisa mendorong siswa-siswi tetap aktif dalam berbagai kegiatan kesiswaan, namun juga dengan tetap dilakukan pendampingan, sehingga ketika mereka berinteraksi antar teman maupun orang lain maka mereka akan selalu teringatkan tentang bagaimana mereka bisa menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk diantaranya adalah masalah pelecehan seksual.

Baca Juga : Angin Puting Beliung Terjang Pemukiman di Batujajar, Puluhan Rumah Rusak

Keempat, penanaman nilai-nilai moral keagamaan. Saat ini kegiatan yang dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi telah berorientasi pada nilai-nilai keagamaan, dimana peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI), peran guru jurusan, peran guru normatif adaptif maupun elemen sekolah lainnya turut serta mencoba mengkondisikan bagaimana penanaman nilai-nilai moral agar bisa tertanam pada siswa.