Kemendikbudristek Dukung Percepatan Digitalisasi Pendidikan di Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menggelar

Kemendikbudristek Dukung Percepatan Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menggelar acara pembukaan Program PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM tahun 2022.



INILAHKORAN, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menggelar acara pembukaan Program PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM tahun 2022.

Tema yang diusung adalah, “Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar” secara daring melalui platform YouTube Rumah Belajar Kemdikbud.

“Program PembaTIK yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 ini tentunya dapat berjalan berkat dukungan para guru, para orang tua, serta pelajar di seluruh Indonesia yang terus bersama, bergerak bersama untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Dengan mengikuti program ini, saya yakin seluruh guru akan sangat terbantu dalam menyusun rancangan pembelajaran dan menerapkannya dalam kelas,” urai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengawali sambutannya, melaui rilis, beberapa hari yang lalu.

Baca Juga: Telkomsel Awards 2022 Kembali Digelar untuk Dukung Kemajuan Industri Kreatif Digital Indonesia

Nadiem juga memberikan dorongan untuk seluruh pelajar di Indonesia dan Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) mengikuti program Kihajar STEM (_Science, Technology, Engineering, Math_) yang telah diinisiasi sejak tahun 2006.

“Melalui program ini adik-adik dapat mengeksplorasi banyak hal-hal yang baru, menarik, dan membuat proyek-proyek seru di bidang sains, teknologi, matematika. Dalam perlombaan ini nantinya ada yang menang dan ada yang kalah, tapi yang lebih penting adalah adik-adik sudah berani mencoba, berani berkarya, berani berkompetisi,” tekan Nadiem.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusdatin, Muhamad Hasan Chabibie mengungkapkan kegembiraannya melihat antusiasme dari para peserta kompetisi PembaTIK dan Kihajar STEM 2022.

Baca Juga: Dua Bobotoh Tewas di GBLA, Kapolrestabes Bandung : Sudah Dalam Penyelidikan

“Animo jumlah pendaftar yang tinggi membuktikan bahwa para pendidik kita ingin meningkatkan kompetensi diri terutama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran,” ujar Hasan.

Ia berharap program PembaTIK dan Kihajar yang seluruh tahapannya digelar secara daring pada tahun 2022 ini dapat menjadi ajang untuk mewujudkan Merdeka Belajar bagi pendidik dan peserta didik di Indonesia melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Ditemui dalam kesempatan terpisah, guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Plus Satu Atap 1 Merauke, Khoirul Anam menuturkan pengalamannya mengikuti ajang PembaTIK 2021 lalu kemudian akhirnya dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar Provinsi Papua tahun 2021.

Baca Juga: Tingkat Kepedulian Sampah Rendah, Sampah Jadi Pulsa Bisa Mendongkrak Kepedulian

“Manfaat yang saya rasakan adalah dapat meningkatkan kompetensi literasi, implementasi serta berbagi dan berkolaborasi dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, serta mendapatkan sertifikat nasional di setiap levelnya. Kesulitan dan keterbatasan akses internet di daerah menjadi tantangan, ketika harus menyelesaikan tugas-tugas yang banyak dalam waktu terbatas,” jelas Khoirul.

Senada dengan itu, pengalaman baik juga diceritakan oleh Generasi Kihajar (Gen Kihajar) tahun 2021 dari tim SILN Davao, Filipina, Raja Fatwa Ad Daffa Siregar dan Almobin Rabika Callaga.

“Kami mendapatkan pengalaman, wawasan yang banyak, dan juga menjadi lebih berani berbicara saat presentasi sehingga kekompakan tim menjadi terlatih,” ungkap Raja dan Almobin.

Baca Juga: Spoiler Alchemy of Souls Episode 3 : Pertarungan Pertama Jang Wook, Mu Deok Yi Jadi Sasaran?

PembaTIK memiliki standar kompetensi TIK untuk guru yang terdiri dari empat kompetensi yaitu literasi, implementasi, kreasi, serta berbagi dan berkolaborasi. Pada level kompetensi berbagi dan berkolaborasi akan terpilih guru-guru terbaik (Sahabat Rumah Belajar) yang berpeluang mengikuti seleksi calon Duta Rumah Belajar (DRB).

Kihajar STEM merupakan wadah eksplorasi yang dapat diikuti oleh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) agar dapat memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan mampu berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah atau proyek berbasis STEM melalui pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pada tahun 2022, Kihajar STEM diselenggarakan secara daring dan terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu _Basic_, _Intermediate_, dan Final. Pada tahap final, 2 tim terbaik dari 4 jenjang di tiap provinsi akan mengikuti tahapan pembuatan video Tematik berbasis STEM dan presentasi. Gen Kihajar terbaik akan mendapatkan predikat Juara Umum, ter-berpikir kritis, ter-kreatif, ter-komunikatif, dan ter-kolaboratif dari setiap jenjang sekaligus akan menjadi agen penggerak pemanfaatan TIK (layanan Pusdatin) untuk pembelajaran di level peserta didik.

Baca Juga: Spoiler Alchemy of Souls Episode 3: Jang Wook Peluk Erat Mu Deok Yi Beri Sensasi Keromantisan yang Tak Biasa

Tahun 2022, pendaftaran Kihajar STEM dilakukan melalui aplikasi Rumah Belajar yang bisa diunduh di playstore. Sementara, pendaftaran PembaTIK dilakukan melalui laman simpatik.belajar.kemdikbud.go.id. (okky adiana)***


Editor : inilahkoran