Kemunculan Dajjal Dimulai di Iran? Ini Bahasannya!

BERBICARA masalah akidah, masalah keyakinan, berita gaib, dst, prinsip yang perlu kita kedepankan adalah mendengar dan pasrah. Selama informasi yang menjadi sumber berita itu bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Karena konsekuensi iman kita terhadap alquran dan hadis adalah meyakini setiap berita yang disebutkan dalam alquran dan hadis sahih itu.

Kemunculan Dajjal Dimulai di Iran? Ini Bahasannya!
Ilustrasi/Net

BERBICARA masalah akidah, masalah keyakinan, berita gaib, dst, prinsip yang perlu kita kedepankan adalah mendengar dan pasrah. Selama informasi yang menjadi sumber berita itu bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Karena konsekuensi iman kita terhadap alquran dan hadis adalah meyakini setiap berita yang disebutkan dalam alquran dan hadis sahih itu.

Karena itulah, dalam masalah akidah, ulama menyebutnya sebagai masalah samiyat. Masalah yang hanya bisa didengar, dan tidak ada ruang bagi akal untuk ikut terlibat, sekalipun menurut sebagian orang tidak masuk akal. Seluruh informasi tentang Dajjal, termasuk masalah akidah dan keyakinan. Karena munculnya Dajjal, bagian dari tanda akhir zaman, yang itu tidak mungkin bisa kita ketahui kecuali berdasarkan informasi dari wahyu. Dengan demikian, peristiwa munculnya Dajjal hanya bisa dekati dengan prinsip mendengar dan pasrah.

Dajjal Muncul di Iran?

Baca Juga : Begini Cara Hemat dan Mudah Rawat Mobil di Rumah

Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan hal itu. Di antaranya, Hadis dari Fatimah binti Qais bahwa beliau pernah mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang Dajjal. Salah satu di antara yang beliau sampaikan, "Tidaklah dia (Dajjal) di laut syam, atau laut Yaman, tidak. Tetapi dari arah Timur. Dia dari arah Timur, dia dari arah Timur.." dan beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Timur. (HR. Muslim 2942, dan Abu Daud 4326).

Apa Maksud Arah Timur?

Arah mata angin dalam bahasa syariat, hanya ada 4: utara, selatan, timur, dan barat. Tidak dikenal arah tenggara, timur laut, barat daya, atau barat laut. Karena itu, ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan arah kiblat penduduk kota Madinah, beliau bersabda, "Daerah antara timur dan barat adalah kiblat." (HR. Nasai 2243, Turmudzi 342, Ibnu Majah 1011 dan dishahihkan al-Albani).

Baca Juga : Wahai Ukhti, Ini Shaf Terbaikmu...

Kota Madinah, berada di utara Mekah. Selama penduduk Madinah menghadap ke arah selatan (antara timur dan barat) maka dia dianggap telah menghadap kiblat.

Halaman :


Editor : Bsafaat