Sekda Paparkan Konsep Penataan Kota Bogor
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyampaikan, Kota Bogor telah berkomitmen untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim yang telah terjadi saat ini.
INILAHKORAN, Bogor - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyampaikan, Kota Bogor telah berkomitmen untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim yang telah terjadi saat ini.
Hal ini diperkuat dengan arah pembangunan kota yaitu green city, smart city dan heritage city yang telah disinergikan dalam program dan kegiatan di dalam RPJMD Kota Bogor tahun 2019-2024.
Syarifah memaparkan, respon terhadap perubahan iklim dilakukan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Program pembenahan transportasi, pembangunan pedestrian, Program Bogor Tanpa Kantong Plastik (si BOTAK), Naturalisasi Ciliwung, Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Program penurunan angka Stunting, Program Open Defecation Free (ODF), Pemanfaatan Lahan, Peningkatan Ruang Terbuka Hijau, Pengembangan Urban Farming dan Kampung Tematik.
Baca Juga : Satpol PP Kota Bogor Bongkar Paksa PKL di Kawasan Dewi Sartika
"Jadi ini satu hal yang kalau membangun daerah ini yang menjadi tantangan yaitu mensinergikan antara tradisional dan kultur bagaimana membangun ekonomi tapi tetap kearifan lokal dan lingkungan terjaga," ungkap Syarifah pada Selasa 18 September 2023.
"Jadi kalau kita lihat berbagai kota, berbagai daerah pasti akan mengutamakan ekonomi, tapi selain itu Kota Bogor tetap mempertahankan identitas karena tidak banyak kota yang memiliki identitas," tambah Syarifah.
Syarifah menjelaskan, Kota Bogor memiliki landasan dalam melakukan penataan yakni green city, smart city dan heritage city. Sekda mencontohkan bahwa Alun-alun Kota Bogor dahulunya merupakan area yang kini berubah menjadi ruang terbuka yang indah dengan background bangunan heritage Stasiun Bogor 1881.
Baca Juga : Sengit, Felix Pembalap Kabupaten Bogor Kusai OnePrix 2023 Seri 4 di Sentul
"Kota Bogor sebagai green city miliki Kebun Raya Bogor, kemudian kami tambah dengan membangun taman-taman kota, pohon pohon besar di sisi jalan itu juga kami jaga, kami rawat karena itu peninggalan zaman Belanda, usianya puluhan tahun bahkan ada yang ratusan. Pohon itu kami berikan identitas dari sisi kekuatannya, jadi selain kami jaga, kami juga mengamankan aktivitas masyarakat," tutur Syarifah.
Halaman :
