Sempat Mangkrak, Puskesos Kota Bandung Mulai Beroperasi

Setelah terkatung-katung selama sepuluh tahun, pembangunan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang digagas Pemkot Bandung telah rampung. 

Sempat Mangkrak, Puskesos Kota Bandung Mulai Beroperasi
INILAH, Bandung - Setelah terkatung-katung selama sepuluh tahun, pembangunan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang digagas Pemkot Bandung telah rampung. Tempat ini akan menjadi lokasi penampungan terpadu bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Bandung.
 
Mulai direncanakan 2008 silam di masa kepemimpinan Dada Rosada, Puskesos awalnya bakal dibangun di kawasan Cingised. Setelah 10 tahun dan menghabiskan dana sekitar Rp140 miliar, pelayanan terpadu masalah sosial ini akhirnya berdiri di daerah Rancacili, Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari.
 
‎"ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) kan ke Tasikmalaya, terus PSK kita kirim kemana, sekarang sudah ada di sini kita bina di sini. Untuk warga Kota Bandung balik ke Bandung, kalau dari luar ya dikemblikan," kata Oded Muhammad Danial, Wali Kota Bandung saat meresmikan Puskesos, Kamis (27/12/2018).
 
Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung, Tono Rusdiantono menyatakan Puskesos ini sudah mampu melayani penanganan masalah 26 kategori PMKS‎. Tempat ini menjadi muara penanganan PMKS setelah lebih dulu diurus di tingkat kelurahan.
 
Selain melayani rujukan dari tingkat kelurahan, Tono menyatakan Dinsosnangkis tetap akan melakukan penjangkauan. Yakni operasi menyisir PMKS dari jalanan lalu dibawa ke Puskesos untuk selanjutnya dilakukan pembinaan.
 
‎"Ini pusat penyelenggaraan kesejahteraan sosial ada di sini, mekanismenya sebetulnya ada di kelurahan, sistemnya akan kita bangun di kelurahan sistem layanan rujukan terpadu nanti dirujuk ke sini. Kota bandung beda karena digabung dengan puskesos," timpal Tono.
 
Menurut Tono, di Puskesos ini mampu menampung 130 PMKS setiapharinya, dengan drasi pembinaan selama satu pekan. Di komplek terpadu seluas 7,1 hektare ini berdiri 13 bangunan utama.
 
‎"Ada 13 bangunan gedung fungsinya sebagai rumah singah, jadi tidak boleh ada lagi ada yang tidur di pinggir jalan, diangkut ke sini, kasih makan bergizi. Satu kali makan paket makan 33 ribu, masuk ke sini mereka perbaikan gizi," cetusnya.
 
Tono memaparkan dari data terbaru yang dihimpun Dinsosnangkis dan telah diverifikasi oleh Kementerian Sosial, di Kota Bandung terdata sebanyak 138 ribu Kepala Keluarga yang termasuk sebagai warga miskin. Namun, khusus beberapa PMKS lainnya justru masih banyak berdatangan dari luar kota.
 
‎"Anak jalanan 71-74 anak telantar sekitar 600-an itu data terakhir 2017, dan kalau dicek penjangkauan itu warga luar kota bandung. kalau dari luar kita kembalikan karena ada anggaran untuk mengembali‎kan mereka ke daerah asal,"‎ jelasnya.
 
Para PMKS yang masuk ke Puskesos akan diberikan pembinaan dalam beragam bentuk. Sehingga, Tono pun akan bekerjasama dengan sejumlah pihak, diantaranya Polri, TNI ataupun bersama Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung.
 
‎"Yang dilayani orang miskin khusus dari basis data terpadu, kesehatan, pendidikan, Bpjs, bansos ada banyak 11 rincian bantuan. Jadi pusat rehabilitasi, PSK, anjal, anak telantar, disabilitas, yang paling penting efektivitas pemanfaatannya karena lokasi jauh nanti kita siapkan shuttle bis kita jemput ke depan. Kalau disabilitas nanti kalau dia kakinya kurang kita teraphy, kita akan beli alat teraphy, dan difabel ini betul-betul yang membutuhkan yang miskin dan terlantar,‎" bebernya.
 
Tono menambahkan khusus untuk penanganan di Puskesos ini akan dicoba untuk didasari lewat Peraturan Wali Kota (Perwal) agar tindaklanjutnya dalam waktu cukup lama. 
 
"Sekarang tindak lanjut itu 3-7 hari nanti ‎kita akan buat perwal mungkin akan sampai 3 bulan, bagaimana caranya orang tersebut agar tida kembali ke jalan lagi," imbuhnya.
 
Guna memenuhi dana operasional Puskesos ini, Dinsosnangkis menganggarkan dana Rp10 miliar per tahun. Anggaran tersebut sudah mencakup keseluruhan mulai dari pemeliharaan sampai pembinaan PMKS. ‎"Kita ada pembinan psikologis, ustaz, juga pembina lainnya termasuk TNI Polri," tandasnya.(Asep Pupu SB)
 


Editor : inilahkoran