Sikap Kami: Menanti Gurita bank bjb

KALAU tak ada aral melintang, hari ini Yuddy Renaldi terbang ke Bengkulu. Bertemu kawan lamanya, Ahmad Irfan. Jika Yuddy Direktur Utama bank bjb, maka Irfan adalah yang dia gantikan.

Sikap Kami: Menanti Gurita bank bjb
Bank bjb merancang KUB bersama Bank Bengkulu.

KALAU tak ada aral melintang, hari ini Yuddy Renaldi terbang ke Bengkulu. Bertemu kawan lamanya, Ahmad Irfan. Jika Yuddy Direktur Utama bank bjb, maka Irfan adalah yang dia gantikan.

Sekadar nostalgia? Sulit mencari waktu bernilai nostalgik bagi bankir. Pertemuan Yuddy dan Irfan adalah memperkuat kelompok usaha bank (KUB) antara bank bjb dan Bank Bengkulu.

Dalam KUB ini, bank bjb akan memasukkan modal Rp250 miliar ke Bank Bengkulu secara bertahap. Sejumlah Rp100 miliar sudah masuk. Tinggal menunggu pengesahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga : Sikap Kami: Kompetisi Tak Pernah Bohong!

KUB adalah kolaborasi. Dia langkah menang-menang bagi kedua perbankan. Sama-sama diuntungkan. Tak ada yang dirugikan. Semuanya demi kemajuan Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD).

Bank Bengkulu akan terbantu. Mereka dituntut memenuhi aturan OJK soal modal inti Rp3 triliun sampai akhir 2024. Saat ini, angkanya baru di Rp1,08 triliun.

KUB bukan sekadar penambahan modal inti. Dia adalah upaya bersama untuk maju bersama. Keuntungan mereka adalah memanfaatkan infrastruktur bank bjb yang sudah kuat, termasuk teknologi informasi (IT). Penyiapan sumber daya manusia (SDM) pun digarap melalui BJB University.

Baca Juga : Sikap Kami: Bogor Barat, Apa Kabar?

Apalagi, bank bjb segera memasuki masa superapps yang akan digulirkan. Produk-produk digital bank bjb pun akan bisa dimanfaatkan Bank Bengkulu tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.

Halaman :


Editor : Zulfirman