Soroti Maraknya Kasus Bullying, Ketua PGRI Jabar Ungkap Pemicunya 

Maraknya kasus bullying dan aksi kekerasan yang akhir-akhir ini kerap terjadi di berbagai jenjang pendidikan menjadi sorotan PGRI Jabar.

Soroti Maraknya Kasus Bullying, Ketua PGRI Jabar Ungkap Pemicunya 
Ketua PGRI Jawa Barat Dede Amar menilai, kasus bullying itu memiliki dampak negatif terhadap korban. Antara lain gangguan kesehatan mental, keinginan untuk mengakhiri hidup, merasa tidak berharga, dan kesulitan untuk memahami jati diri. Bahkan, hingga menarik diri dari kehidupan sosial. (net)

INILAHKORAN, Ngamprah - Maraknya kasus bullying dan aksi kekerasan yang akhir-akhir ini kerap terjadi di berbagai jenjang pendidikan menjadi sorotan PGRI Jabar.

Ketua PGRI Jawa Barat Dede Amar menilai, kasus bullying itu memiliki dampak negatif terhadap korban. Antara lain gangguan kesehatan mental, keinginan untuk mengakhiri hidup, merasa tidak berharga, dan kesulitan untuk memahami jati diri. Bahkan, hingga menarik diri dari kehidupan sosial.

Sleain itu, PGRI Jawa Barat menilai aksi perundungan dan kasus bullying tersebut bisa terjadi lantaran dampak negatif dari mudahnya siswa mengakses media sosial, kemudahan teknologi.

Baca Juga : Dukung Program Kemanusiaan PGRI, SMPN 1 Cipongkor Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur 

"Ini maaf ya, bisa jadi kondisi itu (kasus bullying), mungkin karena dampak negatif dari pembelajaran online," katanya kepada wartawan, Minggu 27 November 2022.

Ia menilai, pembelajaran online menghilangkan interaksi tatap muka antara siswa dengan guru. Padahal, keberadaan guru di sekolah tidak hanya memiliki peran untuk mengajar saja.

"Guru itu tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik siswa agar memiliki perilaku dan sikap yang baik dalam bersosialisasi," ujarnya.

Baca Juga : Biadab, Ayah Kandung di Bandung Tega Cabuli Dua Anak Kandungnya

Di sisi lain, sambung dia, pembelajaran online juga membuat anak-anak terlalu lama tidak bersosialisasi dengan teman-temannya. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani