Terapkan IKM, SKHB Lakukan Pembiasaan Ini Kepada Anak Didiknya 

Pemerintah mengklaim hadirnya Kurikulum Merdeka bisa membawa iklim pendidikan Indonesia maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Terapkan IKM, SKHB Lakukan Pembiasaan Ini Kepada Anak Didiknya 
Pemerintah mengklaim hadirnya Kurikulum Merdeka bisa membawa iklim pendidikan Indonesia maju sesuai dengan perkembangan zaman./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Cimahi - Pemerintah mengklaim hadirnya Kurikulum Merdeka bisa membawa iklim pendidikan Indonesia maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Oleh karenanya, Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) diharapkan mampu membawa perubahan pendidikan, khususnya di Indonesia bisa berdaya saing.
Diketahui, penerapan IKM ini mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2022-2023 dan menjadi salah satu opsi yang bisa dipilih secara sukarela oleh satuan pendidikan.
Kendati demikian, agar IKM ini bisa terlaksana dengan baik, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sebaik mungkin, beberapa diantaranya, IKM menuntut satuan pendidikan di setiap jenjang sekolah memberikan fasilitas yang dapat menunjang keberhasilan belajar. 
Pada prinsipnya, IKM ini menuntut satuan pendidikan di sekolah memberi fasilitas penuh agar kurikulum merdeka ini bisa diimplementasikan dengan baik.
Meski begitu, di sisi lain pemerintah pun telah menyiapkan platform 'Merdeka Mengajar' untuk menopang pelaksanaan kurikulum merdeka. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu berinovasi dalam mengembangkan kreatifitas strategi pembelajaran, serta bertukar pikiran tentang strategi mengajar antar sekolah.
Salah satunya seperti pola pendidikan yang diterapkan di Sekolah Kreatif Harapan Bangsa (SKHB) yang berlokasi di Jalan Sadarmanah RT 01/02, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, SKHB punya cara tersendiri dalam berinovasi yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas strategi pembelajaran, serta bertukar pikiran tentang strategi mengajar antar sekolah.
"Sejak dini para siswa mulai belajar pendidikan karakter. Bahkan, para guru di sini (SKHB) dituntut untuk bisa beradaptasi dengan para muridnya," kata Kepala SKHB, Ade Muharam kepada wartawan.
Menurutnya, penerapan pendidikan karakter di SKHB sudah dilakukan sebelum adanya IKM, mengingat latar belakang warga di SKHB ini dati berbagai suku, ras dan agama yang berbeda.
"Tidak hanya saat kegiatan belajar mengajar (KBM), baik guru maupun siswa di sini terbiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, tentunya dengan mengedepankan adab dan etika yang dipraktekkan secara langsung," tuturnya.
Ia menyebut, hal itu selaras dengan 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar.
"Ini dilakukan guna menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila," sebutnya.
Selain Bahasa Inggris, lanjut dia, para siswa pun diarahkan dan didorong agar mampu meraih prestasi, salah satunya melalui ekstrakurikuler di bidang keolahragaan, seperti Pencak Silat, Karate, Futsal dan bidang lainnya.
"Selain prestasi, hal itu bisa mendorong agar anak bisa lebih percaya diri, sehingga tidak malu untuk mengeluarkan potensi yang ada dalam dirinya," bebernya.
"Meski sempat terhenti pada 2018 lalu, ekstrakulikuler di SKHB saat ini kembali aktif. Alhamdulillah, untuk Karate dan Pencak Silat sudah berhasil meraih juara 1, sementara Futsal meraih juara 2 se-Bandung Raya," sambungnya.
Ia menyebut, lingkungan di SKHB yang heterogen ini menjadi nilai tambah dalam penerapan P5 di sekolahnya.
"Artinya, mereka bisa saling mengenal dan memahami antara budaya satu dengan lainnya dan mereka bisa saling memahami pentingnya toleransi antar sesama," ungkapnya.
Disinggung terkait penerapan kedisiplinan dan moral, ia menuturkan, pihaknya telah menerapkan program khusus yang telah dilaksanakan para siswa dan guru.
"Di sini, terkait kedisiplinan dalam berperilaku, berpakaian, termasuk sistem masuk dan pulang sekolah sudah diatur dan wajib dilaksanakan," ucapnya.
"Setiap Senin, para siswa diberi edukasi tentang bahaya bullying, tidak diperkenankan berbicara kasar, serta melakukan razia mulai dari kuku, perhiasan dan lainnya," sambungnya.
Kendati begitu, tambah dia, pihaknya pun tetap memprioritaskan keselamatan para anak didiknya dengan melakukan pemantauan dan memastikan keamanan baik saat masuk, di lingkungan sekolah dan saat pulang.
"Kami pun tetap memastikan keselamatan siswa-siswi kami, baik saat masuk hingga pulang sekolah sebagai bentuk tanggung jawab dan kepercayaan para orang tua menitipkan anak-anaknya di SKHB," pungkasnya.*** (agus satia negara)***


Editor : JakaPermana