Tiga Mahasiswa UIN Bandung Jadi Korban Pengeroyokan dalam Kampus

Tiga orang mahasiswa di Bandung, menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal (OTK). Para yang diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN SGD Bandung, dikeroyok dua orang, di kawasan parkir Fakultas Adab dan Humaniora, UIN SGD Bandung, Selasa (30/9/2022) lalu.

Tiga Mahasiswa UIN Bandung Jadi Korban Pengeroyokan dalam Kampus
Tiga orang mahasiswa di Bandung, menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal (OTK). Para yang diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN SGD Bandung, dikeroyok dua orang, di kawasan parkir Fakultas Adab dan Humaniora, UIN SGD Bandung, Selasa (30/9/2022) lalu./ilustrasi

INILAHKORAN, Bandung - Tiga orang mahasiswa di Bandung, menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal (OTK). Para yang diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN SGD Bandung, dikeroyok dua orang, di kawasan parkir Fakultas Adab dan Humaniora, UIN SGD Bandung, Selasa (30/9/2022) lalu.

Ketiganya berinisial M, L dan H. Salah seorang korban yakni M dalam memberikan keterangan saat diwawancarai menuturkan, awalnya ia tengah menghadiri acara perkumpulan ketua mahasiswa se jurusan di FDK, Senin (29/8) lalu.

Salah satu korban berinisial M (21) mengatakan, kejadian ini bermula saat dirinya mendatangi DPR (Dibawah Pohon Rindang) menghadiri

Saat berada di lokasi, dirinya sempat mendengar terjadi keributan. Ia pun menghampiri keributan tersebut. Namun saat dihampiri, ia malah ditegur oleh dua orang yang ia tidak kenali.

"Kami lihat ada marah uring-uringan dalam keadaan mabuk, kedua orang itu melihat kita nyamperin marah-marah ke kita," kata M dikonfirmasi, Rabu (14/9/2022).

Pada waktu itu, terjadi cekcok mulut baik M dan dua orang yang tak dikenalnya tersebut. Namun setelah cekcok, keduanya meminta maaf kepada M.

Namun keributan tak henti disitu. Tiba-tiba saat yang bersamaan, ada orang lain yang mengaku rekan kedua orang yang sempat menghampiri M. Orang tersebut menanyakan dengan kondisi marah.

"Orang tersebut bilang, 'saha nu ngajak gelut adi uang (siapa yang ngajak berantem adil saya)', seketika yang dua orang tadi yang minta maaf datang lagi dan emosi lagi, langsung nunjuk saya 'tah ieu a nu gondrong (ini a yang gondrong)'," terang M.

Disitu pengeroyokan pun tak terhindarkan. M dan korban H serta korban L yang ada di lokasi dikeroyok. Meski sempat menghindari keributan, namun mereka terus dikeroyok. Kejadian tersebut terjadi sangat  singkat, karena keburu dilerai oleh petugas Satpam, yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.

"Nah baru satpam pada datang, saya minta maaf disuruh satpam maaf-maafan dulu," ujarnya.

M mengira kejadian tersebut telah usai. Namun keesokan harinya Selasa (30/8) M dicari seorang pria menanyakan permasalahan yang terjadi. M menjelaskan duduk perkara, orang tersebut akan meluruskan kejadian tersebut dan meminta M jangan pulang dulu agar permasalahan selesai hari itu juga.

"Pas azan magrib, saya dijemput sama dua orang berbeda, enggak dikenal. Saya ikut dibawa ke parkiran tempat ribut di parkiran Adab, keadaan gelap, dibawa kesana ternyata sudah banyak orang," ujarnya.

Sesampainya di sana, M langsung dikeroyok oleh beberapa orang. Hingga akhirnya M dilerai oleh dosen yang kebetulan melintasi di lokasi kejadian.

"Ada yang nyamperin, dan langsug nonjok bagian mulut, saya kan jongkok langsung bangun, nah disitu dimulai pengeroyokan itu, disambut pukulan-pukulan lain dari mana-mana, lihat ke belakang teman saya mau bantu (inisial L) malah kena juga, saya mau ikut membatu dijambak, dibanting, diseret ke ujung dan disiksa lagi," jelas M.

M pun telah melaporkan kejadian yang menimpanya bersama dua orang temannya kepada pihak kepolisian.

Dikonfirmasi terpisah,
Sementara itu, Kapolsek Panyileukan Kompol Dadang Cahyadiawan membenarkan kejadian ini dan kejadian ini masih dilakukan penyelidikan.

"Saksi-saki sudah diperiksa 4 orang, sampai saat ini masih memanggil saksi karena pelaku masih tersamar identitasnya," kata Dadang dikonfirmasi via sambungan telepon.

Dadang pastikan proses hukum tetap berjalan, hingga diketahui siapa pelaku penganiayaan ini. "Proses tetap berjalan masih dijalani, dari keterangan saksi-saksi belum bisa menunjukan si A si B tersangkanya," ujarnya. (Caesar Yudistira)***


Editor : JakaPermana