UPT Kebersihan KBB Sebut Volume Sampah Liar di KBB Per Hari Capai 10 Ton

Kepala UPT Kebersihan Kabupaten Bandung Barat (KBB), Nurjaman menyebut volume sampah liar yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kecamatan Cipatat mencapai 10 ton per harinya.

UPT Kebersihan KBB Sebut Volume Sampah Liar di KBB Per Hari Capai 10 Ton
INILAHKORAN, Ngamprah - Kepala UPT Kebersihan Kabupaten Bandung Barat (KBB), Nurjaman menyebut volume sampah liar yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kecamatan Cipatat mencapai 10 ton per harinya.
Sampah liar tersebut kerap dibuang ke TPAS Sarimukti bersamaan dengan sampah perumahan yang masuk iuran pengelolaan lingkungan (IPL).
"Volume sampah keseluruhan yang diangkut kemudian dibuang ke TPA Sarimukti dari wilayah KBB, mencapai 160 ton per harinya," katanya kepada wartawan, Kamis 20 Oktober 2022.
Ia menyebut, di sejumlah titik tertentu tumpukan sampah liar tersebut kerap ditemukan di sekitar pusat kota seperti di pinggir jalan raya Padalarang, Batujajar, Cihampelas, Cisarua, Ngamprah dan Lembang. 
Kendati demikian, jelas dia, khusus untuk wilayah Lembang, pihaknya berupaya keras tidak telat menyisir sampah liar. Sebab, daerah ini merupakan salah satu daerah pariwisata andalan KBB.
"Untuk wilayah Kecamatan Ngamprah, sudah termasuk dari lingkungan Komplek Perkantoran. Baik yang liar, maupun dari dinas-dinas juga, kita sisir setiap hari," jelasnya.
Namun ia juga mengakui, belakangan ini pengangkutan sampah terkendala dengan kondisi TPA Sarimukti, sehingga pengangkutan sampah mengalami keterlambatan.
"Minimnya armada seperti truk dan pick up, menjadi penyebab juga pengangkutan sampah, tidak bisa optimal," ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini KBB baru memiliki 69 truk dan pick up untuk melayani pengangkutan sampah dari 286 titik yang berada 10 kecamatan se-KBB
"Itu belum termasuk, lokus sampah liar di sejumlah titik," tuturnya.
"Sebenarnya untuk armada, sudah ada penambahan dua unit. Tapi dua unit aset kondisi eksisting dari Kabupaten Bandung rusak dan tidak bisa dipakai, karena sudah tidak layak jalan dan tahunnya juga lama," sambungnya.
Ia menambahkan, supaya optimal pengangkutan sampah tersebut, idealnya dibutuhkan armada 1 unit buat 6 ton sampah. 
"Kalau dari sisi anggaran, kita memang kita belum bisa (ideal pengadaan armada). Semoga saja ada bantuan, dari Bantuan Gubernur (Bangub)," tandasnya.*** (agus satia negara).


Editor : Ahmad Sayuti