10 Tahun Eastern Wolves, Komitmen Mengubah Citra Musik Underground yang Kerap Dipandang Sebelah Mata

Musik underground seakan dekat dengan segala tindak kejahatan atau yang lebih ekstrim adalah dianggap sebagai musik kesesatan. Tak heran memang jika sebagian masyarakat kita menganggap musik keras ini cenderung dekat dengan hal negatif. 

10 Tahun Eastern Wolves, Komitmen Mengubah Citra Musik Underground yang Kerap Dipandang Sebelah Mata
Berkaca pada hal tersebut, sebuah jenama pakaian asal Kota Bandung Eastern Wolves berkomitmen untuk mengubah citra tersebut. Salah satunya melalui konser musik bertajuk "10th Years Of Terror" di Kota Bandung, Sabtu 27 Agustus 2022 malam. 

INILAHKORAN, Bandung - Musik underground seakan dekat dengan segala tindak kejahatan atau yang lebih ekstrim adalah dianggap sebagai musik kesesatan. Tak heran memang jika sebagian masyarakat kita menganggap musik keras ini cenderung dekat dengan hal negatif. 

Berkaca pada hal tersebut, sebuah jenama pakaian asal Kota Bandung Eastern Wolves berkomitmen untuk mengubah citra tersebut. Salah satunya melalui konser musik bertajuk "10th Years Of Terror" di Kota Bandung, Sabtu 27 Agustus 2022 malam. 

Perwakilan Eastern Wolves Herry mengatakan, konser tersebut merupakan sebuah ungkapan rasa syukur atas kiprah Eastern Wolves selama sepuluh tahun. 

Baca Juga : Rangkul Komunitas Pecinta Tarian KPop, IndiHome Gelar KPop Invasion Dance Cover Competition 2022

Selain itu, konser ini juga sekaligus ingin memberikan pemahaman bagi masyarakat luas bahwa musik keras tidak selalu identik dengan kejahatan, urakan dan lain sebagainya. 

"Ini adalah rasa syukur kami sudah bertahan selama 10 tahun bisa bersama-sama komunitas dan band-band (underground atau metal)," ucap Herry. 

"Musik keras itu bukan konotasi negatif sih, tapi lebih ke keberanian menyuarakan kami yang mungkin masih dianggap minor gitu, karena musik keras ini," sambungnya. 

Baca Juga : Belum lengkap Jika ke Jabar Selatan Belum Santap Pindang Gunung

Lebih lanjut, Herry menuturkan, para penikmat atau penggiat musik keras kerap kali dipandang sebelah mata. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani