2021, Takeda Bakal Sampaikan Pengajuan Regulasi Kandidat Vaksin DBD ke Indonesia

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu dari 10 ancaman teratas WHO terhadap kesehatan global pada 2019. DBD merupakan penyakit virus paling cepat menyebar yang ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. 

2021, Takeda Bakal Sampaikan Pengajuan Regulasi Kandidat Vaksin DBD ke Indonesia
net

INILAH, Bandung - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu dari 10 ancaman teratas WHO terhadap kesehatan global pada 2019. DBD merupakan penyakit virus paling cepat menyebar yang ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. 

Demam berdarah dengue dapat dengan mudah berkembang menjadi pandemi. Wabah diamati di kawasan tropis dan sub-tropis yang baru-baru ini menyebabkan wabah di beberapa kawasan di Amerika Serikat dan Eropa.

Untuk itu, perusahaan farmasi Takeda Pharmaceutical Company Limited (Takeda) menyampaikan pengajuan regulasi atas vaksin DBD (TAK-003) kepada lembaga obat-obatan Eropa yang tergabung dalam European Medicines Agency (EMA).

Baca Juga : Menkominfo: Babak Baru Digitalisasi Televisi Dimulai!

Vice President and Global Dengue Program Head Takeda Derek Wallace mengatakan, kandidat vaksin TAK-003 kini tengah diteliti untuk pencegahan DBD yang disebabkan serotipe virus pada individu berusia empat hingga 60 tahun. 

"Takeda juga bermaksud menyampaikan pengajuan regulasi di Indonesia, Argentina, Brasil, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand pada 2021 ini," kata Wallace, Kamis (1/4/2021).

Menurutnya, penyampaian pengajuan regulasi kandidat vaksin DBD TAK-003 itu menandai perkembangan penting bagi orang-orang yang tinggal atau bepergian ke berbagai komunitas yang terbebani ancaman DBD

Baca Juga : Pola Makan hingga Penyakit yang Sebabkan Gigi Menjadi Sensitif


Wallace menuturkan, wabah DBD yang telah merenggut hidup setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dapat membuat pemerintah dan masyarakat kewalahan karena dampaknya yang besar terhadap sistem perawatan kesehatan.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani