Begini Solusi Cerdas Ngopi Ramah Lingkungan

Sampah organik menjadi sampah terbesar yang dihasilkan warga Jakarta. Sekelompok anak muda justru melihat persoalan itu sebagai peluang dan solusi untuk mengurai sampah menjadi rupiah.

Begini Solusi Cerdas Ngopi Ramah Lingkungan
istimewa

INILAH, Bandung-Sampah organik menjadi sampah terbesar yang dihasilkan warga Jakarta. Sekelompok anak muda justru melihat persoalan itu sebagai peluang dan solusi untuk mengurai sampah menjadi rupiah.

Tiga institusi pioneer di bidangnya masing-masing, yaitu Foopak Bio Natura (produsen kertas kemasan makanan dan minuman), Anomali Coffee (perusahaan F&B yang menjadi kurator kopi Nusantara), dan Earth Keepers Indonesia (organisasi pemerhati lingkungan), berinisiatif menghadirkan gerakan #NgopiMembumi.

Gerakan ini bertujuan untuk membantu mewujudkan cita-cita memerdekakan Indonesia dari sampah plastik dengan cara menyatukan gaya hidup membumi dengan gaya hidup ngopi melalui penggunaan kemasan makanan dan minuman yang bebas plastik, dapat didaur ulang, compostable dan biodegradable pertama di Indonesia.

 

Baca Juga : Salma Amalia, Superwoman AL Pemberi Suntikan Semangat Generasi Muda

“Tingginya jumlah sampah plastik tak terlepas dari gaya hidup masyarakat yang menggunakan plastik untuk mengemas makanan dan minuman. Salah satu industri yang banyak menggunakan kemasan plastik adalah coffee shop. Memang tak semua makanan dan minuman dikemas atau disajikan dalam kemasan plastik, ada juga yang dikemas menggunakan wadah atau gelas kertas. Akan tetapi, kebanyakan gelas kertas yang beredar di Indonesia saat ini masih menggunakan lapisan plastik," jelas Founder The Earthkeeper Indonesia, Teguh Handoko, dalam keterangan tertulis yang diterima INILAHCOM, Minggu (22/8).

Survei yang digelar oleh The Earthkeeper Indonesia terhadap penikmat kopi di Jakarta, lanjutnya, menunjukkan bahwa 6 dari 10 orang partisipan mengaku mengunjungi coffee shop kesayangannya sedikitnya 1x dalam seminggu untuk menikmati kopi. Dalam seminggu, mayoritas partisipan pun mengaku mengunakan/menyumbang setidaknya 1-2 sampah gelas plastik saat membeli es kopi kesukaannya. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak memilah antara sampah organik dan non-organik saat membuang kemasan kopinya dikarenakan tidak mengetahui mengenai prosedur membuang sampah yang baik dan benar.

Baca Juga : Ngobrol Soal Merdeka Belajar, Inilah Pesan Tasya Kamila bagi Pelajar

Di dunia, kata dia, setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi gelas kertas sebesar 3-5% dengan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi di kawasan Asia Pasifik. Sayangnya, dari sekitar 320 miliar cangkir kertas yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya, kurang dari 1% yang berhasil didaur ulang karena sulitnya proses pemisahan kertas-plastik.

Halaman :


Editor : JakaPermana