Inilah Harapan Perajin Tahu Tempe Terkait Aksi Mogok Produksi

Produsen tahu dan tempe yang melakukan aski mogok ternyata memiliki pesan khusus. Mereka berharap aksi mogok mereka didengar pemerintah terkait naiknya harga kedelai.

Inilah Harapan Perajin Tahu Tempe Terkait Aksi Mogok Produksi

INILAH, Bogor,- Produsen tahu dan tempe yang melakukan aski mogok ternyata memiliki pesan khusus. Mereka berharap aksi mogok mereka didengar pemerintah terkait naiknya harga kedelai.

Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI), Fajri Safii dalam keterangan tertulis, Sabtu mengatakan aksi mogok produksi tersebut  terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen.

Para pengrajin tahu dan tempe itu melakukan aksi mogok produksi dengan harapan  pemerintah mendengar keluhan sehingga mengeluarkan kebijakan agar harga kedelai bisa kembali normal.

Baca Juga : Wow, 2 Hari Serapan APBD Dikebut Hingga 90 Persen

Menurut Fajri, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000. Sedangkan, harga kedelai pada bulan lalu, ungkapnya Fajri, hanya di kisaran Rp7.000 sampai Rp7.500.

"Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyebabkan para pengrajin tahu mogok produksi karena tidak sanggup lagi membeli kedelai," terang Fajri Safii.

"Kalau melihat Peraturan Menteri Perdagangan nomor: 24/M-DAG/PER/5/2013 tentang ketentuan import kedelai dalam rangka stabilitas harga kedelai. Peraturan ini dianggap menghambat tumbuhnya importir-importir baru yang menyebabkan seseorang importir lama bisa semaunya menentukan harga, dan melakukan kesepakatan harga atau kesepakatan pembagian wilayah pemasaran. Hal ini jelas bertentangan dengan UU No.5 Tahun 1999 tentang praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat," ungkap Fajri.

Baca Juga : Manajemen RSUD Ciawi Terancam Sanksi, Ini Sebabnya!

Sementara, Ketua Umum Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia, Haryanto mengaku tak sedikit para perajin yang tergabung dalam organisasinya banyak yang gulung tikar akibat dari kenaikan harga kedelai.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto