Jabar Goda Investor Lewat Teh

Teh menjadi salah satu komoditas menjanjikan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kepada investor asing, dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2022, di Trans Luxury Hotel, Rabu (5/10/2022).

Jabar Goda Investor Lewat Teh
Teh menjadi salah satu komoditas menjanjikan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kepada investor asing, dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2022, di Trans Luxury Hotel, Rabu (5/10/2022)./Syamsuddin Nasoetion

INILAHKORAN, Bandung - Teh menjadi salah satu komoditas menjanjikan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kepada investor asing, dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2022, di Trans Luxury Hotel, Rabu (5/10/2022).

Gubernur Ridwan Kamil menjelaskan, teh dapat dikelola dalam sebuah inovasi pangan yang memiliki nilai jual tinggi bila dioptimalkan. Sehingga dapat menggoda investor, untuk dimaksimalkan.

Terlebih komoditas tersebut masuk dalam food security yang menjadi salah satu tema WIJS, dalam menangkal krisis pangan yang diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat.

"Disini kita memamerkan kehebatan inovasi pangan di Jawa Barat, salah satunya teh yang punya inovasi luar biasa. Sebab kita punya teh termahal ternyata dari Jawa Barat. Harapan saya ini bisa ditingkatkan," ujarnya.

Senada dengan Kang Emil, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto menerangkan ada beberapa faktor yang dapat mendorong teh, dapat menjadi peluang dalam menggaet investor. Pertama, Jabar memiliki lahan yang luas, budaya minum teh yang kental serta memiliki segmentasi luas. Sehingga perlu didorong, agar lebih maksimal.

"Teh ini luar biasa potensinya. 80 persen industrinya ada di Jawa. Perkebunan 70 persen di Jawa Barat, dimana 50 persennya adalah perkebunan rakyat. Jika kita bisa mengembalikan budaya minum teh, seperti kopi saat ini. Ini bisa jadi peluang. Teh ini mulai dari kelas jutaan perkilonya, ada delapan juta bahkan Rp13 juta ada. Sampai yang sederhananya juga ada. Segmentasinya yang luas ini layak untuk dikembangkan. Ini yang terus kita dorong," ucapnya.

Selain itu dorongan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjadi alasan untuk menggenjot komoditas teh agar dikembangkan lebih lanjut oleh investor. Sebab, bila kebutuhan masyarakat perkebunan teh terpenuhi, maka ketahanan pangan dapat terwujud.

"Kaitannya dengan ketahanan, karena 50 persen perkebunan teh dikelola oleh perkebunan rakyat. Jika kita bisa perbaiki, artinya kesejahteraannya akan meningkat. Kalau kesejahteraan meningkat, daya beli membaik. Jadi daya beli yang membaik, inilah seiring yang kita kendalikan dari sisi suplai, kontinuitas, dan daya beli. Suplai ada, daya beli enggak ada hasilnya percuma. Ingin yang mau kita dorong. Pengendalian inflasi, ketahanan pangan, itu tadi," jelasnya.

Selain itu, dalam WIJS 2022 kali ini Herawanto menyebut ada 35 proyek ready to offer yang ditawarkan kepada investor. Dia berharap, dari langkah ini dapat membuka peluang investor untuk berinvestasi di Jawa Barat.

"11 project food security, 20 renewable energy dan empat infrastruktur project. Ini yang secara hitungan sudah siap. Ini tentunya kalau dibuat menjadi 100 persen terpenuhi, sangat luar biasa. Tetapi memang mungkin belum tentu begitu, tapi setidaknya sudah jadi satu langkah yang baik. Investor memang tidak menengok sekali jadi. Ada proses. Melihat, mengenali, tahun depan mendalami. Insya Allah di tahun depan atau selanjutnya bisa investasi," terangnya.

Diharapkan dalam WIJS 2022 ini, dapat menarik minta investor untuk menaruh modalnya dari 35 proyek yang ditawarkan dari sektor food security dan renewable energy. (Yuliantono)***


Editor : JakaPermana