JQR Gelar Sosialisasi Program, Tangkal Kekerasan Seksual, Perundungan dan HIV-AIDS di Lingkungan Kampus

Guna menangkal kekerasan seksual, perundungan dan penyebaran HIV-AIDS di lingkungan kampus, Jabar Quick Response (JQR) menggelar sosialisasi program secara hybrid, melibatkan perwakilan mahasiswa dari seluruh universitas yang di Jawa Barat.

JQR Gelar Sosialisasi Program, Tangkal Kekerasan Seksual, Perundungan dan HIV-AIDS di Lingkungan Kampus
Guna menangkal kekerasan seksual, perundungan dan penyebaran HIV-AIDS di lingkungan kampus, Jabar Quick Response (JQR) menggelar sosialisasi program secara hybrid, melibatkan perwakilan mahasiswa dari seluruh universitas yang di Jawa Barat./Syamsuddin Nasoetion

INILAHKORAN, Bandung Barat – Guna menangkal kekerasan seksual, perundungan dan penyebaran HIV-AIDS di lingkungan kampus, Jabar Quick Response (JQR) menggelar sosialisasi program secara hybrid, melibatkan perwakilan mahasiswa dari seluruh universitas yang di Jawa Barat.

Dalam sosialisasi bertajuk JQR Goes to Campus: Menciptakan Ruang Aman Tanpa Kekerasan Seksual, Perundungan dan HIV-AIDS di Hotel Novena, Kabupaten Bandung Barat, Senin (13/3/2023). Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Atalia Praratya mengatakan, agenda ini merupakan bentuk respon Pemprov terhadap kondisi mengkhawatirkan yang tengah dialami oleh generasi muda saat ini.

Dia berharap, melalui program seperti adanya Satgas Anti Perundungan yang telah diamanahkan kepada JQR, Sistem Integrasi Olah Pengaduan Perundungan (Stoper) oleh Dinas Pendidikan dan Cegah Tindak Kekerasan (Cekas) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dapat meminimalisir terjadinya persoalan tersebut di kemudian hari.

Baca Juga : FOTO: JQR Goes to Campus

“Saya sebagai mamah Jabar merasa khawatir sekali, terkait kasus yang marak terjadi dari mulai kekerasan seksual, perundungan, HIV AIDS. Saya mengapresiasi bagaimana upaya yang dilakukan Diskominfo Provinsi Jawa Barat yang sudah membangun jejaring melalui stopper Jabar. Ini sebuah aplikasi yang bisa diakses anak SMA, SMK dan SLB apabila terjadi perundungan. Karena sejauh ini yang kita pahami, anak-anak  yang mengalami perundungan ini takut untuk melapor. Sehingga yang muncul adalah yang sudah parah, apakah mengakibatkan kematian,” ujarnya usai sosialisasi.

“Oleh karenanya penting sekali kita dorong seperti itu, termasuk kita punya Jabar Cekas jejaring bersama DP3AKB ada 627 kecamatan. Didalamnya PKK, tokoh masyarakat, kepolisian setempat, psikolog dan lain-lain. Semakin dekat kita dengan masyarakat, kasus ini bisa atasi bersama-sama. Jangan sampai kasusnya parah tapi diselesaikan. Termasuk kita punya program bersama JQR, saya patut apresiasi karena langkah mereka untuk mengumpulkan mahasiswa perwakilan seluruh universitas se-Jawa Barat. Dilakukan terkait sosialisasi mengenai pentingnya ruang aman bagi para mahasiswa terkait tiga hal tadi, kekerasan seksual, perundungan dan HIV AIDS,” imbuhnya.

Ibu Cinta –sapaan Atalia Praratya menambahkan, sosialisasi oleh JQR ini sangat penting guna mengedukasi para mahasiswa terkait bentuk pelecehan seksual, terutama verbal. Melalui bertambahnya wawasan dan informasi, diharapkan dapat mencegah prilaku negatif tersebut khususnya di lingkungan kampus.

Baca Juga : Jabar Dihantui Leptospirosis, Uu Ruzhanul Ulum Minta Masyarakat Terapkan Pola Hidup Bersih

“Saya merasa ini sangat penting, karena dengan adanya sosialisasi mereka tahu dulu, apa yang harus mereka hindari dan lakukan. Ini penting. Jangan-jangan mereka selama ini menganggap dicolek adalah suatu hal yang wajar. Kita punya undang-undang, bahwa hal-hal yang membuat tidak nyaman adalah kejahatan. Oleh karenanya penting sekali pemahaman kepada mahasiswa, artinya mereka mampu mendorong lingkungan menginformasikan terkait masalah tersebut,” ucapnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana