Kendala Sampah Menumpuk Usai Perayaan Malam Tahun Baru

Perayaan malam pergantian tahun menjadi momen istimewa yang kerap ditunggu-tunggu masyarakat. Terlebih, dalam perayaan Tahun Baru 2023 Presiden RI Joko Widodo telah remi mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada, Jumat 30 Desember 2022 lalu.

Kendala Sampah Menumpuk Usai Perayaan Malam Tahun Baru
Perayaan malam pergantian tahun menjadi momen istimewa yang kerap ditunggu-tunggu masyarakat. Terlebih, dalam perayaan Tahun Baru 2023 Presiden RI Joko Widodo telah remi mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada, Jumat 30 Desember 2022 lalu.
INILAHKORAN, Ngamprah - Perayaan malam pergantian tahun menjadi momen istimewa yang kerap ditunggu-tunggu masyarakat. Terlebih, dalam perayaan Tahun Baru 2023 Presiden RI Joko Widodo telah remi mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada, Jumat 30 Desember 2022 lalu.
Euphoria masyarakat untuk merayakan Tahun Baru 2023 pun terasa kental dari setiap sudut tempat yang ditandai dengan cahaya kembang api dan lampu yang menerangi langit.
Kendati demikian, segudang persoalan sosial pun menumpuk dan menjadi pekerjaan rumah yang harus dientaskan berbagai pihak, terutama pemerintah.
Persoalan klise yang kerap menjadi menghinggapi usai perayaan Tahun Baru adalah masalah sampah yang kerap berserakan dan menumpuk di berbagai sudut di mana euphoria tersebut dilaksanakan.
Salah satunya seperti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang saat ini mengalami lonjakan sampah 20 hingga 30 persen dan belum termasuk tambahan sampah liar sebanyak 25 persen usai perayaan Tahun Baru 2023. Padahal, di hari normal saja pengangkutan sampah bisa mencapai 160 ton per hari.
"Kebanyakan sampah menumpuk dan berserakan berada di sejumlah kawasan wisata, seperti Lembang dan beberapa titik lainnya," kata Kasubag TU UPT Kebersihan DLH KBB, Syahria saat dihubungi, Senin 2 Januari 2023.
Ia mengaku, untuk pengangkutan sampah sampai saat ini masih terkendala lantaran masih terjadinya kepadatan arus lalu lintas.
"Jadi, masih ada sampah yang belum terangkut normal dikarenakan terhambat aktivitas kendaraan di jalan raya," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia, untuk fasilitas umum penumpukan sampah tidak terlalu signifikan lantaran dari UPT Kebersihan telah melakukan pengangkutan sampah sejak 1 Januari 2023.
"Jadi seperti alun-alun, termasuk sentra fasos fasum lainnya sudah dapat diantisipasi," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk di kawasan wisata sendiri masih banyak kunjungan wisatawan yang datang ke hotel dan restoran yang tentunya menjadi salah satu lokasi adanya penumpukan sampah.
"Kalau di hotel dan resto, penumpukan sampah belum sepenuhnya juga bisa kami tangani karena terkendala kepadatan lalu lintas," jelasnya.
Tak hanya itu, tambah dia, saat ini terjadi antrean armada pengangkut sampah yang terkendala cuaca buruk yang kerap menyebabkan kendaraan terguling atau tergelincir.
"Kalau kondisi jalan menuju TPA Sarimukti lancar dan tidak terkendala cuaca, pengangkutan sampah bisa selesai dalam kurun waktu satu minggu. Sebaliknya, kalau cuaca buruk kita terkendala," pungkasnya.*** (agus satia negara)***


Editor : JakaPermana