KKP Dorong Pesantren Berperan Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pesantren agar dapat turut berperan menjadi sentra ekonomi masyarakat, termasuk dalam meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional di berbagai daerah.

KKP Dorong Pesantren Berperan Jadi Sentra Ekonomi Masyarakat
Ilustrasi/Antara Foto

INILAH, Jakarta- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pesantren agar dapat turut berperan menjadi sentra ekonomi masyarakat, termasuk dalam meningkatkan kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional di berbagai daerah.

"Pesantren ini memiliki posisi dan peran yang strategis," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, tidak hanya menjadi tempat pendidikan dan dakwah keagamaan, pesantren juga bisa menjadi sentra perekonomian yang menggerakkan masyarakat di sekitarnya.

Baca Juga : Partai Gelora: Ambang BAtas Parlemen 4 Persen Efektif Seleksi Parpol

Contohnya, lanjutnya, seperti yang tampak pada Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Melalui koperasi yang ada di dalamnya, Pesantren pimpinan KH. Thoha Yusuf Zakaria berperan penting dalam pemindangan di daerah tapal kuda Jawa Timur.

Terletak di dekat pasar Kota Kulon, membuat koperasi pesantren menjadi pertemuan pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Muncar dan Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo yang membawa puluhan ton ikan hasil pemindangan per harinya.

Atas pertimbangan tersebut, Ditjen PDSPKP pun menyetujui pengajuan bantuan gudang beku (cold storage) portabel berkapasitas 50 ton. Terlebih gudang beku ini akan dimanfaatkan sebagai tempat penampungan bahan baku pindang sekaligus menjadi sarana penyimpanan ikan pindang yang tidak habis dijual.

Baca Juga : Usai Gorok Terapis, Pelaku Kabur Kondisi Bugil

Berdasarkan penuturan pembina pesantren, Artati menyebut kebutuhan ikan di pondok pesantren mencapai 2.875 kg/bulan atau senilai Rp64,68 juta Selain itu, dalam 6-12 bulan ke depan, kebutuhan ikan diproyeksikan menjadi 17.250 kg/bulan atau setara dengan Rp388,12 juta.

Halaman :


Editor : Bsafaat