Pemilu 2024 Belum Dimulai, Bawaslu Sudah Temukan Ribuan Konten Ujaran Kebencian 

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bekerjasama dengan sejumlah platform media sosial dalam upaya pengawasan konten-konten berisi hoaks, maupun ujaran kebencian atau hatespeech menjelang Pemilu 2024. Kerjasama dilakukan Bawaslu mulai dengan YouTube, Instagram hingga Facebook.

Pemilu 2024 Belum Dimulai,  Bawaslu  Sudah Temukan Ribuan Konten Ujaran Kebencian 
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bekerjasama dengan sejumlah platform media sosial dalam upaya pengawasan konten-konten berisi hoaks, maupun ujaran kebencian atau hatespeech menjelang Pemilu 2024. Kerjasama dilakukan Bawaslu mulai dengan YouTube, Instagram hingga Facebook./Rianto Nurdiansyah

INILAHKORAN, Bandung-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bekerjasama dengan sejumlah platform media sosial dalam upaya pengawasan konten-konten berisi hoaks, maupun ujaran kebencian atau hatespeech menjelang Pemilu 2024. Kerjasama dilakukan Bawaslu mulai dengan YouTube, Instagram hingga Facebook.

Hal tersebut disampaikan Komisioner Bawaslu Zaky Hilmi di sela kegiatan Apel Siaga Pengawasan Menjelang Satu Tahun Pemilu Tahun 2024 di Kantor Bawaslu Jabar, Kota Bandung, Selasa (14/2/2023). 
"Kita bisa menindaklanjuti dengan melakukan proses takedown. Kita kerja sama dengan yutub, Instagram dan Facebook," ujar Zaky.
Berdasarkan koordinasi yang telah dilakukan oleh pihaknya, Zaky mengatakan, telah ditemukan 3.600 konten yang berisi hoaks dan ujaran kebencian tersebut. 
"Kemarin hasil koordinasi sudah 3.600 lebih se-Indonesia. Itu yang disampaikan satu Youtube saja," ujar Zaky. 
Untuk di Jabar sendiri, Zaky mengaku belum dapat melaporkan secara terperinci. Namun dia menyampaikan, beberapa konten tersebut telah mengalami take down bahkan beberapa akun mendapatkan banned oleh YouTube. 
"Di Youtube juga memperhatikan norma dan regulasi lokal. Jadi kalau standari internasional apa yang menjadi kemudian kebebasan berekspresi di Indonesia menurut standar Indonesia tidak masuk, tapi Youtube mengakomodasi tentang norma dan regulasi lokal," katanya. 
Adapun tantangan yang dihadapi oleh pihaknya, Zaky mengaku konten berisi hoaks dan ujaran kebencian ini terus menjamur. Sementara take down dan banned dilakukan pihak YouTube Indonesia, ribuan konten-konten serupa pun terus bermunculan.
"Tantangannya perhari sekian ribu juga lahir, ini yang dikemukakan oleh platform salah satunya akunnya Yutub. Makannya aktivitas ini pengawasannya perlu keterlibatan masyarakat dan sepanjang masa tidak bisa satu kali, seperti jamur ketika dicabut muncul lagi," katanya. (Riantonurdiansyah)***


Editor : JakaPermana