Shahih! Dalil Soal Anjuran Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim

SALAH satu unsur terpenting dari strategi pencapaian faragh (orgasme) adalah pendahuluan atau pemanasan yang dalam bahasa asing disebut foreplay (istiadah). Pemanasan yang cukup dan akurat, menurut para pakar seksologi, akan mempercepat wanita mencapai faragh.

Shahih! Dalil Soal Anjuran Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim
Ilustrasi/Net

SALAH satu unsur terpenting dari strategi pencapaian faragh (orgasme) adalah pendahuluan atau pemanasan yang dalam bahasa asing disebut foreplay (istiadah). Pemanasan yang cukup dan akurat, menurut para pakar seksologi, akan mempercepat wanita mencapai faragh.

Karena dianggap amat penting, pemanasan sebelum berjima juga diperintahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda,

"Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu." (HR. At-Tirmidzi).

Baca Juga : Hati-hati, Ucapan Bisa Pengaruhi Datangnya Bencana

Ciuman dalam hadits diatas tentu saja dalam makna yang sebenarnya. Bahkan, Rasulullah diceritakan dalam Sunan Abu Dawud, mencium bibir Aisyah dan mengulum lidahnya. Dua hadits tersebut sekaligus mendudukan ciuman antar suami istri sebagai sebuah kesunahan sebelum berjima.

Ketika Jabir menikahi seorang janda, Rasulullah bertanya kepadanya, "Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis sehingga kalian bisa saling bercanda ria? yang dapat saling mengigit bibir denganmu." HR. Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087).

Karena itu, pasangan suami istri hendaknya sangat memperhatikan segala unsur yang menyempurnakan fase ciuman. Baik dengan menguasai teknik dan trik berciuman yang baik, maupun kebersihan dan kesehatan organ tubuh yang akan dipakai berciuman. Karena bisa jadi, bukannya menaikkan suhu jima, bau mulut yang tidak segar justru akan menurunkan semangat dan hasrat pasangan.

Baca Juga : Peringatan dalam Bentuk Musibah dan Bencana Alam

Sedangkan rayuan yang dimaksud di atas adalah semua ucapan yang dapat memikat pasangan, menambah kemesraan dan merangsang gairah berjima. Dalam istilah fiqih kalimat-kalimat rayuan yang merangsang disebut rafats, yang tentu saja haram diucapkan kepada selain istrinya.

Halaman :


Editor : Bsafaat