2022, Kasus DBD di Garut Menurun Tapi Masih Diwarnai 10 Kematian

Serangan kasus DBD di Kabupaten Garut hingga kini masih merupakan ancaman yang mesti mendapatkan perhatian serius semua pihak.

2022, Kasus DBD di Garut Menurun Tapi Masih Diwarnai 10 Kematian
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surahman mengatakan, selain jumlah kasus DBD masih tinggi, belakangan banyak nyamuk terindikasi sudah resisten terhadap obat fogging untuk pemberatasan nyamuk. (zainulmukhtar)

INILAHKORAN, Garut - Serangan kasus DBD di Kabupaten Garut hingga kini masih merupakan ancaman yang mesti mendapatkan perhatian serius semua pihak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surahman mengatakan, selain jumlah kasus DBD masih tinggi, belakangan banyak nyamuk terindikasi sudah resisten terhadap obat fogging untuk pemberatasan nyamuk.

Menurutnya, selama periode 2022 lalu jumlah kasus DBD di Kabupaten Garut mencapai sebanyak 904 orang. Jumlah tersebut menurun dibandingkan periode 2021 yang mencapai sebanyak 1.014 orang.

Baca Juga : Sumedang Raih The Best 7 Exhibitors dari Kementerian PANRB

Namun, kendati jumlah kasusnya menurun namun selama 2022 masih diwarnai adanya kematian akibat serangan DBD tersebut. Jumlahnya mencapai sebanyak sepuluh kasus. Jumlah yang sama dengan jumlah kematian akibat DBD selama 2021.

"Selama Januari 2023, kasus DBD ini ada sebanyak 76 kasus. Namun alhamdulillah tidak ada kasus meninggal," kata Asep, Jumat 10 Februari 2023.

Sebaran kasus DBD di Kabupaten Garut sendiri merata hampir di semua kecamatan. Meskipun kebanyakan terjadi di daerah perkotaan.

Baca Juga : Lestarikan Kesenian Tradisional, Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon Mendadak Cari Seniman Senior 

Berkenaan serangan DBD tersebut, Asep mengingatkan masyarakat senantiasa waspada dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai pencegahan.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani