Kasus DBD di Jabar Sentuh 7.543 Kasus, 71 Korban Meninggal Dunia

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengungkapkan, sejak Januari hingga Maret 2024 ini, penderita demam berdarah dengue (DBD) akibat Aedes Aegypti di Jabar telah menyentuh angka 7.543 kasus di 27 kota/kabupaten, dimana 71 orang diantaranya meninggal dunia.

Kasus DBD di Jabar Sentuh 7.543 Kasus, 71 Korban Meninggal Dunia
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengungkapkan, sejak Januari hingga Maret 2024 ini, penderita demam berdarah dengue (DBD) akibat Aedes Aegypti di Jabar telah menyentuh angka 7.543 kasus di 27 kota/kabupaten, dimana 71 orang diantaranya meninggal dunia./Yuliantono

INILAHKORAN, Bandung - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengungkapkan, sejak Januari hingga Maret 2024 ini, penderita demam berdarah dengue (DBD) akibat Aedes Aegypti di Jabar telah menyentuh angka 7.543 kasus di 27 kota/kabupaten, dimana 71 orang diantaranya meninggal dunia.

Vini melanjutkan, kasus DBD tertinggi terjadi di Kota Bogor sebanyak 848 kasus, Kabupaten Bandung Barat (KBB) 840 kasus dan Kabupaten Subang 691 kasus. Kasus kematian tertinggi terjadi di Subang sebanyak sembilan kematian, Kabupaten Cianjur enam kematian dan KBB enam kematian.

"Adanya perubahan La Nina (dingin) ke El Nino (panas). Ketika perubahan iklim dari panas ke hujan, lalu hujan ke panas maka akan meningkat karena banyak genangan air sehingga biasanya DBD ini terjadi di Januari, Februari, Maret, April lalu turun di Juli, Agustus dan September," ujar Vini dalam Bewara Jawa Barat (Beja), di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat 8 Maret 2024.

Baca Juga : Pemprov Jabar Harap, Lewat Kolaborasi Sinergitas Data Digital Mampu Dongkrak PAD

Dia melanjutkan, DBD terdiri dari dua siklus, yakni lima tahunan dan dua tahunan. Dimana yang terjadi saat ini menurutnya merupakan siklus dua tahunan.

Penyakit akibat virus dengue ini lanjut Vini, hanya dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat di lingkungan masing-masing. Maka dari itu, dibutuhkan kepedulian bersama dari masyarakat untuk menekan angka terjangkit dari DBD.

"DBD kalau enggak ada nyamuk Aedes Aegypti, enggak akan menular. Tidur bersama enggak akan (menular), tapi kalau nyamuk DBD menggigit yang sakit, itu menularkan. Logikanya karena ada peningkatan perindukan nyamuk. Lingkungan yang (kotor) mendukung nyamuk berkembang biak lebih cepat," ucapnya.

Baca Juga : April Ini Jabar Panen Sekitar 737 Ribu Ton Beras

Sebagai upaya mitigasi, Pemprov melalui Dinkes Jabar pada Desember 2023 silam kata dia, telah menyebarkan surat edaran ke 27 kabupaten/kota, guna mengingatkan kembali kepada masyarakat melalui Dinkes kota/kabupaten untuk melakukan pencegahan.

Halaman :


Editor : JakaPermana