Daarut Tauhid Luncurkan Program Kemahiran Bahasa Inggris

Daarut Tauhid meluncurkan program baru yang bernama Daarut Tauhid English Program (DTEP). DTEP merupakan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Daarut Tauhid yang menaungi bidang pendidikan nonformal. Kegiatan ini mulai diberlakukan pada Januari pekan ini.

Daarut Tauhid Luncurkan Program Kemahiran Bahasa Inggris
net

INILAH, Bandung - Daarut Tauhid meluncurkan program baru yang bernama Daarut Tauhid English Program (DTEP). DTEP merupakan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Daarut Tauhid yang menaungi bidang pendidikan nonformal. Kegiatan ini mulai diberlakukan pada Januari pekan ini.

Director of Study DTEP Ateng R mengatakan, keunggulan program ini yaitu perpaduan kelas online dan offline, akses materi tanpa batas, dan akses dari perangkat apa saja yang berbasis internet tanpa instalasi apa pun.

Selain itu, DTEP dipandu tenaga pengajar profesional dan kolaborasi materi dari berbagai penerbit dunia seperti Oxford University Press, Cambridge University Press, dan Collins.

Baca Juga : Kota Bandung Telah Cairkan Uang Santunan Kematian Covid-19

"Karena ini produk Daarut Tauhid, jadi untuk sekarang target utama kita memang target internal. Ini baru target awal kita minimal 200 siswa untuk Januari saja, karena di Daarut Tauhid kan ada SD, SMP, SMA kemudian perguruan tinggi. Materi ini bukan materi kaleng-kaleng, artinya penerbit dari luar negeri. Kalau pengajar dari kita sih ada dan sudah ada training segala macam," papar Ateng, Senin (25/1/2021).

Dia mengatakan, pihaknya ingin santri-santri yang bekerja di sini pintar berbahasa Inggris. Untuk itu, kini sedang digalakan untuk internal dulu sebagai target utama meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya melalui platform ini.

"Memang itu kemauan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)," singkat Ateng.

Baca Juga : Sampah Liar yang Terus Menumpuk di Kabupaten Bandung

Dia berharap melihat anak-anak Indonesia ini pintar berbahasa Inggris sebelum mereka masuk kuliah, karena kalau sudah masuk kuliah itu sudah banyak alasan untuk kursus. Jadi sebenarnya ketika SMA, mereka itu sebetulnya masuk proses menikmati hasil belajarnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani