Legislator Jabar Minta Panitia Lelang TPPAS Lulut Nambo Bekerja Serius

Daddy Rohanady menyayangkan, tempat pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor tak kunjung beroperasi

Legislator Jabar Minta Panitia Lelang TPPAS Lulut Nambo Bekerja Serius
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menyayangkan, tempat pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor tak kunjung beroperasi, dengan alasan belum mendapatkan investor yang tepat.

INILAHKORAN, Bandung – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menyayangkan, tempat pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) regional Lulut Nambo, Kabupaten Bogor tak kunjung beroperasi, dengan alasan belum mendapatkan investor yang tepat.

Padahal, TPPAS Lulut Nambo ini kata dia, sudah dinantikan banyak pihak karena diharapkan mampu menjadi solusi dalam menuntaskan persoalan sampah bagi daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok.

Dia meyakini, persoalan utama pada TPPAS Lulut Nambo bukan karena tidak adanya investor yang tepat, namun lebih disebabkan perencanaan yang kurang matang. Sehingga berdampak dengan banyaknya anggaran yang terbuang sia-sia.

Baca Juga : Kasus Difteri di Garut, Ridwan Kamil Imbau Anak-anak Divaksin

“TPPAS Regional Lulut Nambo ini punya Pemprov Jabar, dengan luas 55 hektar di Kabupaten Bogor dan diharapkan mampu menampung sekitar 2.400 ton sampah perhari. Itu sebabnya kami, ketika ada usulan penyertaan modal ke PT JS (Jasa Sarana) yang Rp60 miliar, kami sepakati di Badan Anggaran karena ada asumsi itu akan selesai operasionalnya,” ujar Daddy kepada INILAHKORAN, Senin 27 Februari 2023.

“Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Ibu Prima (Mayaningtyas) menyatakan bakal bisa operasional akhir tahun kemarin, ternyata tidak terealisasi. Kita tunggu Februari, enggak juga. Artinya apa yang disorong ke Banggar sesungguhnya hitung-hitungannya belum matang. Jadi informasinya tidak komprehensif sampai ke dewan. Kalau dewan diberikan informasi sepotong-sepotong, ini akhirnya punten ya seolah-olah kita punya perencanaan yang tidak matang,” sambungnya.

Daddy melanjutkan, TPPAS Lulut Nambo ini sejatinya menjadi pilot project bagi TPPAS lainnya yang telah direncanakan. Maka dari itu, dia berharap panitia lelang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dapat bekerja lebih serius, dalam mencari investor yang betul-betul kredibel agar kejadian sebelumnya tidak lagi terulang.

Baca Juga : PKL di Masjid Al Jabbar Terus Bertambah, Ini Yang Akan Dilakukan Pemprov

“Padahal kami berharap betul, Nambo ini menjadi pilot project. Kalau ini selesai, ada contoh success story untuk ditularkan segera pengerjaan TPPAS Legok Nangka. Kalau satu saja belum selesai, boro-boro kita berpikir untuk bergeser ke yang lain. Memang ada lelang investasi, tapi artinya yang melakukan seleksi itu lewat beauty contest. Berarti urusan kapasitasnya saat melakukan seleksi rada kurang cermat. Bukan hanya mubazir waktu, uang segala rupa. Waktu itu ada Korea. Didatangi ke Korea, ternyata tidak capable. Artinya kan ada uang pembiayaan untuk pengecekan, ketika keluar ke Korea. Dari segi perencanaan, ini menunjukkan ketidakmatangan,” paparnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti