Musim Kemarau Tahun Ini Diprediksi Lebih Kering, BMKG Bandung Minta Masyarakat Waspadai Kekeringan

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Bandung Yan Firdaus Permadi mengatakan, musim kemarau yang terjadi tahun ini diprediksi akan lebih kering daripada biasanya.

Musim Kemarau Tahun Ini Diprediksi Lebih Kering, BMKG Bandung Minta Masyarakat Waspadai Kekeringan
Menyikapi situasi ini, BMKG Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya ancaman kekeringan yang akan terjadi. Dia pun mendorong agar musim hujan yang tengah terjadi sekarang, dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menampung air guna mengantisipasi situasi pada musim kemarau kelak. (net)

INILAHKORAN, Bandung - Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Bandung Yan Firdaus Permadi mengatakan, musim kemarau yang terjadi tahun ini diprediksi akan lebih kering daripada biasanya.

Menyikapi situasi ini, BMKG Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya ancaman kekeringan yang akan terjadi. Dia pun mendorong agar musim hujan yang tengah terjadi sekarang, dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menampung air guna mengantisipasi situasi pada musim kemarau kelak.

“Sesuai imbauan yang diberikan oleh Kepala BMKG Bandung (Dwikorita Karnawati), terkait adanya potensi musim kemarau yang lebih kering daripada normalnya. Maka masyarakat, apabila ada hujan manfaatkan air yang ada sebaik mungkin. Disimpan sebisa mungkin, untuk back up ketika musim kemarau nanti terjadi,” ujarnya kepada INILAHKORAN, Senin 27 Februari 2023.

Baca Juga : Yana Mulyana Imbau Warga Laporkan Kasus KDRT

“Sebab, berdasarkan prediksi yang dikeluarkan BMKG pusat ada peluang kemarau tahun ini sifatnya lebih kering daripada biasanya. Dimana lebih kering ini maksudnya, ketika musim kemarau kadang biasanya masih ada hujan. Nah tahun ini, volume curah hujannya jauh lebih sedikit daripada biasanya,” imbuhnya.

Fenomena ini disebabkan dua hal, pertama akibat La Nina atau anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya, juga akibat dari perubahan iklim dampak emisi karbon.

“Ini biasa terjadi bila La Nina terjadi secara berturut-turut lebih dari satu tahun. Biasanya akan menyebabkan kekeringan. Kemudian berdasarkan laporan dari WMO (Organisasi Meteorologi Dunia), memang ini adalah dampak dari perubahan iklim juga. Jadi akan ada perubahan distribusi curah hujan secara volume. Ketika musim kemarau lebih kering, diikuti curah hujan berlebih pada musim hujan,” pungkasnya.*** (yuliantono)

Baca Juga : Bawaslu Kabupaten Bandung Instruksikan Patroli Kawal Hak Pilih


Editor : Doni Ramdhani