PM Suga: Jepang Tak Akan Biarkan Ada Intimidasi di Laut China Selatan

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di Jakarta, Rabu, kembali menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan ada intimidasi.

PM Suga: Jepang Tak Akan Biarkan Ada Intimidasi di Laut China Selatan
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. (antara)

INILAH, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di Jakarta, Rabu, kembali menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan ada intimidasi dan kegiatan apapun yang akan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.

Untuk itu, Suga mendorong agar seluruh sengketa di Laut China Selatan diselesaikan lewat jalur damai menggunakan aturan hukum internasional.

"Jepang menolak semua kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan dan saya ingin menitikberatkan bahwa seluruh konflik di Laut China Selatan semaksimal mungkin harus diselesaikan dengan hukum internasional, bukan kekuatan dan intimidasi," kata PM Suga dalam sambutannya saat menemui perwakilan media Jepang dan Indonesia pada jumpa pers terbatas.

Baca Juga : PM Jepang Ingin Tunjukkan Kepemimpinan Aktif di Indo-Pasifik

PM Suga menerangkan Jepang akan selalu berusaha mengajak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari solusi damai dan menegakkan supremasi hukum, yaitu aturan-aturan yang disepakati dalam hukum internasional, saat dihadapkan pada sengketa wilayah.

Oleh karena itu, ia membantah adanya tuduhan dari pihak lain yang menyebut Jepang bersama negara sekutunya berupaya membentuk aliansi pertahanan yang mirip dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara di Indo-Pasifik (NATO).

"Tujuan paling penting adalah memastikan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, yang bebas dan terbuka, dan kita bisa menjalin kerja sama dengan pihak manapun yang satu pemikiran, dan sama sekali tidak tebersit niat membentuk NATO ala Indo-Pasifik," kata PM Suga menjawab pertanyaan wartawan.

Baca Juga : Ketua DMI Bertolak ke Mekkah Bahas Pembangunan Museum Sejarah Nabi

Menteri Luar Negeri China Wang Yi minggu lalu mencurigai pembahasan mengenai kerja sama pertahanan antara Jepang, India, Australia, dan Amerika Serikat, yang salah satunya diprakarsai Washington, merupakan upaya membentuk pakta pertahanan mirip NATO di Indo-Pasifik.

Halaman :


Editor : suroprapanca