Ridwan Kamil Kaji Angka Inflasi Daerah Pascakenaikan Harga BBM Subsidi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan mengkaji kembali angka inflasi daerah Pascakenaikan harga BBM subsidi. Di mana saat ini telah terjadi penurunan angka inflasi di Jabar. 

Ridwan Kamil Kaji Angka Inflasi Daerah Pascakenaikan Harga BBM Subsidi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan mengkaji kembali angka inflasi daerah Pascakenaikan harga BBM subsidi. Di mana saat ini telah terjadi penurunan angka inflasi di Jabar. /Syamsuddin Nasoetion
INILAHKORAN, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan mengkaji kembali angka inflasi daerah Pascakenaikan harga BBM subsidi. Di mana saat ini telah terjadi penurunan angka inflasi di Jabar. 
Hal ini disampaikan Ridwan Kamil di Pasar Balubur, Kota Bandung, Senin (12/9/2022). 
"Jabar itu angkanya 4,7 kalau gak salah ini sudah turun sebelumnya 4,9 sekarang inflasi turun tapi belum kita monitor setelah BBM," ujar Ridwan Kamil.
Kendati demikian, dia memastikan, inflasi di Jabar saat ini masih dalam status aman. Namun, untuk angka terbaru dari kenaikan harga BBM subsidi ini dikatakannya masih belum dihitung kembali. 
"Karena pasti mempengaruhi inflasi cuma belum di ukur itu angka sebelum BBM naik. Sesudah BBM naik belum diukur masih kajian dulu," ungkapnya. 
Disinggung mengenai pengawasan BLT BBM subsidi dari pemerintah pusat. Emil memastikan bahwa hal ini dipastikan bisa tepat sasaran. Sebab, data penerima bantuan di Jabar sudah dilakukan perbaikan beberapa kali dari masa Covid-19. 
"Kami ada sistem, data sudah dibersihkan 23 kali dari zaman Covid-19. Data kita akurat pengawasan ada tim pelaporan aplikasi juga kita siapkan Sapa Warga kita siapkan insyaallah mantep," katanya.
Adapun terkait operasi pasar, dia menjelaskan, hal ini bisa sja dilakukan oleh Pemprov Jabar. Hanya saja, kata dia, operasi pasar baru akan dilakukan ketika kondisi sudah sangat mendesak dan sudah meresahkan masyarakat. 
"Ini kita operasi pasar monitor dulu, sekarang harga tidak naik secara fundamental. Kalau naiknya tinggi terjadi kerisauan nah baru, per hari ini belum perlu," katanya. (Riantonurdiansyah)***


Editor : JakaPermana