Antisipasi Penyakit Difteri, Dinkes Kota Cimahi Minta Periksakan Diri Jika Terasa Gejala Ini

Ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia di Garut menjadi perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.

Antisipasi Penyakit Difteri, Dinkes Kota Cimahi Minta Periksakan Diri Jika Terasa Gejala Ini
Ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia di Garut menjadi perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi./ilustrasi Pixabay
INILAHKORAN, Cimahi - Ditetapkannya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia di Garut menjadi perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi.
Menyikapi hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi meminta kepada para orang tua agar memeriksakan anak-anaknya ke fasilitas kesehatan apabila merasakan gejala difteri.
"Adanya KLB di Garut kami mengimbau apabila ada yang mengalami gejala ada demam tinggi, sakit menelan segera periksakan diri ke Puskesmas," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular  Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini.
Selain itu, lanjut dia, Dinkes Kota Cimahi meminta masyarakat tetap waspada. Pasalnya, penyakit difteri ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Garut usai adanya tujuh orang yang meninggal. 
"Terlebih, Garut itu kan jaraknya tidak terlalu jauh. Kita mengantisipasi penyebaran karena mobilitas masyarakat di Cimahi kan tinggi," ujarnya.
"Mungkin saja ada yang habis dari Garut dan sebagainya, kan kita enggak tau," sambungnya.
Ia menegaskan, difteri merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan apabila tidak dilakukan pencegahan. Adapun gejala difteri ini ditandai dengan demam menggigil, suara serak, tenggorokan terasa sakit dan kesulitan bernafas. 
"Kemudian adanya kelenjar betah gening pada leher, tenggorokan dan amandel tertutup oleh membrane atau selaput berwarna abu-abu," sebutnya.
Ia menuturkan, untuk upaya pencegahan lainnya pihaknya meminta para orang tua untuk melengkapi anaknya dengan imunisasi. 
"Untuk bayi yang belum imunisasi terutama yang belum lengkap untuk datang ke Posyandu atau fasilitas kesehatan," tuturnya.
Lebih jauh ia menerangkan, wabah difteri bisa menular cepat melalui droplet, sekresi, atau kontak langsung dengan penderita. 
"Bakteri tersebut penyebarannya cukup cepat dan meluas sehingga harus dilakukan antisipasi," ujarnya.
Kendati demikian, jika sudah terjangkit wabah tersebut tetap bisa disembuhkan. Hanya saja, untuk penanganan dan waktu penyembuhannya bergantung hasil diagnosa dokter.
"Penyakit difteri ini dapat disembuhkan dengan beberapa terapi dan anjuran dari dokter," imbuhnya.
Tahun ini, tambah dia, pihaknya belum menemukan adanya warga Kota Cimahi yang terpapar wabah difteri. Kendati begitu, pihaknya bakal tetap melakukan antisipasi dan meminta warga khususnya anak-anak untuk tetap waspada.
"Kalau tahun lalu, ada kasus satu orang yang terkena penyakit difteri. Tapi sekarang sudah sembuh," tutupnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana