Dibumbui Kecewa, Alasan Ridwan Kamil Terjun ke Dunia Politik

Kecewa, adalah alasan awal mulanya Gubernur Provinsi Jawa Ridwan Kamil terjun ke dunia politik.

Dibumbui Kecewa, Alasan Ridwan Kamil Terjun ke Dunia Politik
Kecewa, adalah alasan awal mulanya Gubernur Provinsi Jawa Ridwan Kamil terjun ke dunia politik./Humas Pemprov Jabar

INILAHKORAN, Bandung – Kecewa, adalah alasan awal mulanya Gubernur Provinsi Jawa Ridwan Kamil terjun ke dunia politik.

Tidak diberikannya ruang dalam berekspresi, membantu pemerintah menyegarkan tata pembangunan lewat karya desain akhirnya menggiring langkah Emil –sapaan Ridwan Kamil untuk ikut kontestasi pemilihan kepala daerah sebagai Wali Kota Bandung bersama pasangannya Oded Mohamad Danial pada 2013 silam, diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Diselimuti perasaan kecewa itulah, yang akhirnya mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Jawa Barat dan berpotensi naik kelas ke kancah nasional pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, bila merujuk dari hasil survey sejumlah lembaga serta tawaran beberapa partai politik (Parpol) untuk maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres).

Baca Juga : Emil Puji Trek Pedestrian di Tasikmalaya

“Kang Emil kunaon itu ingin masuk walikota baheula? Saya mah baheula ngambek ka Kota Bandung. Saya kasih usulan bikin taman, bikin apa, ditolak oleh rezim sebelumnya. Puncaknya, saya bikin penataan di kawasan kolong Pasupati (Flyover) ditolak. Saya ide, desain di luar negeri teh mahal. Dibayarnya pakai dollar. Ini ngasih gratis, tidak diberi kesempatan sama presentasinya,” ujar Emil, Rabu (12/10/2022).

“Ceuk saya teh, rebut we kota na. Pas Pilkada, belajar lah seorang Ridwan Kamil yang dulu siapa lah, untuk memahami. Oh harus kampanye, ternyata pang hese na dalam Pemilu itu berjodohnya bukan kampanyenya. Lamun ayeuna aya nu nanya 2024 saya kumaha, rieut karena tidak bisa terpetakan. Perjodohan selalu di detik terakhir, enggak bisa ditentukan dari awal. Saya tidak percaya, politik bukan matematika,” imbuhnya.

Emil melanjutkan, pasca menjadi Walikota Bandung dirinya menanamkan prinsip bahwa kerja keras akan memberikan hasil yang baik dan ini dibuktikannya kala maju dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) 2018 lalu. Tanpa modal, dirinya bersama Uu Ruzhanul Ulum berhasil mengungguli kedua pasangan calon lain dengan raihan lebih dari tujuh juta suara atau 32,88 persen.

Baca Juga : KPU Siap Verifikasi Faktual Parpol Non Parliamentary Threshold

Ini pun kata dia, dapat menjadi contoh bagi calon pemimpin dalam mendulang suara dalam kontestasi Pemilu, baik presiden, gubernur, wali kota ataupun bupati. Tujuannya supaya tidak banyak mengeluarkan modal, guna memenangkan Pemilu sehingga ketika terpilih dapat fokus membangun dan menyejahterakan masyarakat.

Halaman :


Editor : JakaPermana