Sikap Kami: Mencintai Petani

TAK ada gading yang tak retak. Pun program petani milenial. Usianya belum seumur ubi jalar, apalagi jagung. Wajar jika ada kendala sana-sini. Tapi, semangat programnya patut kita dukung.

Sikap Kami: Mencintai Petani

TAK ada gading yang tak retak. Pun program petani milenial. Usianya belum seumur ubi jalar, apalagi jagung. Wajar jika ada kendala sana-sini. Tapi, semangat programnya patut kita dukung.

Sudah pasti ini program yang tujuannya positif. Kalau tidak, tak mungkin Rektor IPB University Arif Satria pun mendorong mahasiswanya jadi petani milenial. IPB bahkan menyediakan kebun percobaan 40 hektare di Sukamantri.

Jika kita telisik, tujuan program ini jelas, menumbuhkan kembali semangat jadi petani. Itu muaranya. Cabang-cabangnya nanti bisa membuka lapangan kerja, memperkuat ketahanan pangan, dan sebagainya.

Baca Juga : (Sikap Kami) Aduh, Pancasila Kita

Persoalan pertanian kita saat ini adalah kita mengaku sebagai negara agraris, tapi tak banyak yang peduli pada sektor pertanian. Dari hulu hingga hilir. Kesulitan bibit, kesulitan pupuk, kesulitan modal, dan teranyar kesulitan lahan. Kesulitan teknologi hingga kesulitan pasar, terutama oleh dominasi tengkulak.

Kita beruntung, soal ilmu bertani, sebagian petani Jawa Barat cukup mumpuni. Bandingkan dengan petani di luar Jawa. Bahkan menghitung modal dan proyeksi keuntungan pun sangat jarang (bisa) mereka lakukan. Sangat tradisional.

Langkah-langkah program petani milenial di Jawa Barat, salah satunya, diarahkan untuk itu. Bagaimana meningkatkan produktivitas dengan teknologi. Bagaimana membantu petani dalam pengadaan lahan, bibit, pupuk, hingga modal: apakah formatnya bantuan atau kredit ringan dari perbankan.

Baca Juga : Sikap Kami: PNS Negeri Antah-berantah

Bagaimana pula membebaskan petani dari cengkeraman tengkulak. Kolaborasi dengan BUMD PT Agro Jabar, atau offtaker lain, sebenarnya hanyalah salah satu cara. Banyak juga cara lain. Bisa, misalnya, menciptakan marketplace untuk kalangan petani, sebagaimana yang akan dibangun untuk pelaku UMKM. Lebih dahsyat lagi kalau produk-produk pertanian itu tak dilepas sebagai bahan mentah, melainkan dalam format produk UMKM. Pastilah nilai ekonomisnya meningkat.

Halaman :


Editor : Zulfirman