Sikap Kami: WAG vs TKA

NONTON pertandingan Inggris versus Ukraina? Penontonnya banyak. Tapi tak ada Katie Goodland, Paige Millian, Ferne Hawkins, Megan Davison, Charlotte Tippier, atau Rebecca Cooke. Yang ada Vlada Zinchenko, Kristen Pazik, Yulia Pyatova, Inna Yarmolenko, Julia Krivtsova, hingga Roksana Malinkovskyi.

Sikap Kami: WAG vs TKA

NONTON pertandingan Inggris versus Ukraina? Penontonnya banyak. Tapi tak ada Katie Goodland, Paige Millian, Ferne Hawkins, Megan Davison, Charlotte Tippier, atau Rebecca Cooke. Yang ada Vlada Zinchenko, Kristen Pazik, Yulia Pyatova, Inna Yarmolenko, Julia Krivtsova, hingga Roksana Malinkovskyi.

Siapa mereka? Yang belakangan, gerombolan istri-istri pemain Ukraina. Yang awal, istri dan pacar pemain Inggris. Kerap disebut WAG. Biasanya, di setiap turnamen, WAG Inggris ini paling berisik. Kecuali di Roma, tempat laga Inggris-Ukraina.

Begitulah Italia memberlakukan pengetatan di tengah pandemi. Pendukung Inggris tak boleh datang karena harus karantina lima hari. Tim Italia, ketika bermain di London, datang menjelang pagi, latihan, bertanding, dan langsung pulang ke Roma.

Baca Juga : Sikap Kami: Gonjang-ganjing Cirebon

Aturan pengetatan Covid-19 berlangsung untuk semua orang. Tak peduli betapa penting pun mereka. Beda dengan di kita. Di kita, ketika warga sedang terkurung regulasi pemerintah, orang-orang asing berseliweran masuk. Tak heran kalau kita tak bisa menangani pandemi dengan baik.

Saat warga dilarang mudik, eh tak sedikit tenaga kerja asing (TKA) masuk di bandara. Saat warga terkungkung di kotanya sendiri, bahkan di rumah, tiba-tiba ada orang India berbondong-bondong terlihat di bandara.

Regulasi kita tak hanya gampang jebol, tapi juga tak menunjukkan empati terhadap masyarakat. Diizinkannya orang-orang asing itu masuk, apapun alasannya, tidak menunjukkan empati pemerintah terhadap warga sendiri. Seolah-olah semua biasa-biasa saja.

Baca Juga : Sikap Kami: Tinggi Gunung Seribu Janji

Itu yang sesungguhnya perlu diselami pemerintah. Pendekatan yang dilakukan selama ini keliru. Yang terlihat pendekatan kekuasaan. Bukan mengajak, tapi menggertak. Suatu saat, ketika orang sudah jenuh dengan gertakan, percayalah dia akan mendapatkan kekuatan untuk melawan.

Halaman :


Editor : Zulfirman