Bantu Penyandang Disabilitas, Mahasiswa Unpad Luncurkan Aplikasi TeDi

BERAWAL Rasa prihatin perlakuan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Najma dan kawan-kawannya tergerak untuk membangun aplikasi yang diberi nama TeDi yang merupakan singkatan dari Teman Disabilitas.

Bantu Penyandang Disabilitas, Mahasiswa Unpad Luncurkan Aplikasi TeDi
BERAWAL Rasa prihatin perlakuan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Najma dan kawan-kawannya tergerak untuk membangun aplikasi yang diberi nama TeDi yang merupakan singkatan dari Teman Disabilitas.

INILAHKORAN,Bandung- Berawal dari rasa prihatin perlakuan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Najma dan kawan-kawannya tergerak untuk membangun aplikasi yang diberi nama TeDi yang merupakan singkatan dari Teman Disabilitas.

"Kami sangat prihatin dengan diskriminasi yang dialami teman-teman penyandang disabilitas. Waktu itu, kita lihat ada teman disabilitas yang ditolak pengemudi ojek daring,” kata Najma.

Tak hanya sampai di situ, Najma dan teman-temannya juga prihatin dengan diskriminasi lain yang dialami teman disabilitas, yakni miskomunikasi antara petugas keamanan dengan teman disabilitas  tunarungu.

Baca Juga : Buntut Penggembokan Sekolah Alam Gaharu di Baleendah, Polresta Bandung Undang Pemkab Bandung

Petugas keamanan yang tidak paham bahasa isyarat mengira apa yang dilakukan penyandang disabilitas tersebut mencemoohnya hingga menyebabkan keributan.

Dari keprihatinan tersebut, mahasiswa semester tujuh statistika Universitas Padjadjaran tersebut bersama timnya di program Bangkit 2022, kemudian berinisiatif untuk menciptakan aplikasi yang dapat membantu menerjemahkan apa yang dikatakan oleh penyandang disabilitas.

“Kami melakukan riset, dan menemukan belum ada aplikasi yang dapat membantu banyak penyandang disabilitas sekaligus. Rata-rata hanya untuk satu jenis disabilitas saja. Akhirnya kami bertekad untuk membantu membuat aplikasi dengan banyak jenis disabilitas,” kata Najma menjelaskan.

Baca Juga : BKAD KBB Inventarisasi Aset, Ada 22 Kendaraan Milik Daerah Belum Dikembalikan Pejabat Pensiun

Padahal, berdasarkan data WHO tahun 2019, sebanyak 40 persen penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto