Dede Yusuf Pastikan Tragedi Kanjuruhan Menjadi Momentum Tepat Untuk Pembenahan Sepak Bola Indonesia

Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang masih menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi.

Dede Yusuf Pastikan Tragedi Kanjuruhan Menjadi Momentum Tepat Untuk Pembenahan Sepak Bola Indonesia
INILAHKORAN, Bandung - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang masih menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi.
Dede Yusuf yang pernah menjadi wakil Gubernur Jawa Barat ini mengatakan bahwa saat ini adalah momentum tepat bagi seluruh klub untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh. 
Pasalnya bagi Dede Yusuf bahwa pembenahan terkait dengan penyelenggaraan pertandingan, sejatinya harus memenuhi hak-hak penonton yang datang ke stadion sesuai UU No 11 tahun 2022 tentang keolahragaan.
"Ini momentum untuk pembenahan terhadap adik-adik kita, karena wanita, family, mereka berhak punya rasa aman, nyaman, dan selamat saat menonton ke stadion. Karena sepak bola itu adalah hiburan bukan kuburan," kata Dede Yusuf dalam acara Diskusi Media dan Aspirasi yang digelar Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Demokrat Jawa Barat di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Sabtu 29 Oktober 2022. 
Dede Yusuf mengatakan modernisasi harus segera dimulai saat ini meski terjadi pro dan kontra. Salah satunya seperti penerapan tiket online seperti yang dilakukan Persib Bandung. 
"Ini juga momentum meminta Liga untuk evaluasi memverifikasi stadion-stadion bisa oleh PSSI, menteri PUPR, PSSI, atau PT liga sebagai penyelenggara dan Kemenpora," tuturnya.
Terkait rekomendasi TGIPF tragedi Kanjuruhan, Dede Yusuf mengatakan bahwa Komisi X terus memantau. Apa yang akan dilakukan presiden dan PSSI.
"Rekomendasinya kan pengurus PSSI mengundurkan diri. Tapi PSSI merespons dengan percepatan kongres luar biasa. Kalau itu kan mekanisme normatif organisasi," tegasnya.
Dalam diskusi bertajuk "Sepak bola itu hiburan, bukan kuburan" itu hadir pula Yana Umar sebagai perwakilan Bobotoh Persib dan Mujib Prayitno dari tim media. 
Yana Umar mengatakan selain faktor gas air mata, Stadion Kanjuruhan dikabarkan tidak layak. Terbukti, Presiden RI Joko Widodo meminta untuk merobohkannya. 
"Tapi apakah cuma Kanjuruhan di Malang saja. GBLA menurut saya lebih tidak layak. Toilet saja tidak pernah ada airnya. Puluhan ribu bobotoh bagaimana kalau mau buang air kecil. Atau bahkan BAB," kata Yana.
Yang lebih berbahaya, lanjutnya, terdapat pembatas tribun ke lapangan yang kedalamannya hampir mencapai enam meter. "Kalau bobotoh lompat ke lapangan untuk menyelamatkan diri, ya pasti dead," tambahnya.(Muhammad Ginanjar)


Editor : Ahmad Sayuti