Duh..Gelombang PHK Besar-besaran Hantui Jabar

Banyak perusahaan yang akan merumahkan atau melakukan PHK kepada para pekerja atau buruh dan saat ini menghantui Jabar

Duh..Gelombang PHK Besar-besaran Hantui Jabar

INILAHKORAN, Bandung – Jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Barat disinyalir akan terus meningkat, seiring banyaknya perusahaan yang merumahkan atau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya imbas krisis global pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi menyebut, pihaknya telah memiliki data perusahaan yang akan merumahkan pekerjanya dan mayoritas adalah perusahaan tekstil berserta turunan produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut kata dia, berada di Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta dan Sukabumi.

“Kita sudah punya data perusahaan yang akan merumahkan karyawannya. Terutama perusahaan padat karya berorientasi ekspor ke Eropa dan Amerika. Di Subang, Purwakarta, Sukabumi dan juga Kahatex yang tidak memperpanjang kontrak karyawannya. Ini disebabkan ekspor kita berkurang. Daya beli disana turun, imbas dari pandemi dan perang Ukraina-Rusia. Kalau provinsi lain tidak begitu terdampak, karena pasarnya dalam negeri. Sedangkan kita mayoritas ekspor,” ujar Taufik usai acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) Volume 105, di Gedung Sate, Selasa lalu.

Baca Juga : Banyak Perusahaan Beroperasi di Jabar Bayar Pajak di Jakarta, Ridwan Kamil Sebut Tidak Adil

Total kata Taufik, hingga 76 ribu pekerja yang terdampak. Berdasarkan data dari Serikat Pekerja dan Disnakertrans Jabar, sejak awal tahun hingga akhir September lalu. Sudah 43.567 pekerja dari 87 perusahaan yang dirumahkan. Sedangkan dari data Better Work Indonesia (BWI), ada 21 perusahaan yang berencana merumahkan pekerjanya dengan jumlah mencapai 47.539 orang.

“Banyak perusahaan dan sudah ada datanya, rinciannya nanti karena PHK ini prosesnya panjang. Ada 76 ribu pekerja yang terancam PHK,” terangnya.

Menyikapi persoalan ini, Taufik mengaku Disnakertrans bersama pemerintah daerah dan pusat akan mengajak pemilik perusahaan untuk mencari solusi bersama guna mencegah terjadinya PHK dan berharap tahun depan situai global kembali pulih, sehingga pertumbuhan ekspor kembali menggeliat.

Baca Juga : Mantap, Buruh Punya Kans Besar Miliki Rumah Pribadi

“Yang kita lakukan, akan mengajak seluruh owner bersama pekerja minimal jangan di PHK. Dikurangi produksi atau kerjanya bergiliran (shifting). Mudah-mudahan tahun depam bisa eksis lagi. Bersama pemerintah daerah dan pusat, melakukan berbagai upaya agar perusahaan terdampak di garmen, produk tekstil dan turunannya ini bisa bertahan,” harapnya. (Yuliantono)

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti