Menilik Sejarah Observatorium Bosscha sebagai Pusat Penelitian, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Astronomi Tertua di Indonesia

Siapa yang tak kenal dengan Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Menilik Sejarah Observatorium Bosscha sebagai Pusat Penelitian, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Astronomi Tertua di Indonesia
Dikenal sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu Astronomi di Indonesia, bangunan Observatorium Bosscha ini memiliki sejarah yang panjang dan tak perlu diragukan lagi keberadaannya. (foto udara Gedung Teleskop Zeiss, 1928)

INILAHKORAN, Ngamprah - Siapa yang tak kenal dengan Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berlokasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dikenal sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia, bangunan Observatorium Bosscha ini memiliki sejarah yang panjang dan tak perlu diragukan lagi keberadaannya.

Dimulai pada tahun 1920 dengan pembentukan Nederlands Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) yang diprakarsai dan dipimpin KAR Bosscha yang bertujuan untuk menghimpun sumber daya, pemikiran, dan persiapan dalam mendirikan fasilitas pengamatan astronomi Observatorium Bosscha dibangun.

Baca Juga : Antisipasi Penimbunan Minyak Goreng Minyakita, Kapolres Cimahi Minta Pedagang Tidak Ragu Melapor

Setelah melewati proses yang cukup singkat, pada 1 Januari 1923 Observatorium Bosscha diresmikan dan sekaligus menjadi perintis astronomi modern di Asia Tenggara dengan mengambil astrofisika bintang sebagai topik riset utama, dengan dorongan terobosan sains fisika dunia pada awal abad ke-20. 

Selanjutnya, pada 1928 teleskop refraktor ganda Zeiss dihadiahkan langsung KAR Bosscha kepada Observatorium Bosscha yang menjadikan observatorium ini terbesar ketiga dan termodern di bumi bagian Selatan pada era itu. 

"Sampai saat ini pun teleskop tersebut masih terpasang dan hanya digunakan untuk penelitian," kata Staf Observatorium Bosscha Yatny Yulianty kepada wartawan.

Baca Juga : Namanya Dicatut dalam Pesan WhatsApp Berkedok Penipuan, Begini Klarifikasi Asep Sodikin 

Setelah upaya restorasi kondisi fasilitas dan pengelolaan yang terbengkalai selama Perang Dunia II, jelas dia, pada tahun 1951 Observatorium Bosscha diserahkan NISV ke Republik Indonesia. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani