Merasa Ditipu, Puluhan Investor Jabon Geruduk Kantor PT. Global Media Nusantara

Puluhan anggota komunitas Green Warrior (GW) menggeruduk kantor PT. Global Media Nusantara (GMN) di kawasan Antapani, Kota Bandung. Mereka, meminta managemen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan nasib investasi yang dikelola seperti pohon Jabon (Jati Kebon) yang belum menunjukkan tanda-tanda memberikan hasil panen.

Merasa Ditipu, Puluhan Investor Jabon Geruduk Kantor PT. Global Media Nusantara
istimewa

INILAH, Bandung-Puluhan anggota komunitas Green Warrior (GW) menggeruduk kantor PT. Global Media Nusantara (GMN) di kawasan Antapani, Kota Bandung. Mereka, meminta managemen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan nasib investasi yang dikelola seperti pohon Jabon (Jati Kebon) yang belum menunjukkan tanda-tanda memberikan hasil panen.

Salah satu korban GMN asal Aceh, Saifullah mengaku pihaknya sengaj datang ke kantor GMN di Kota Bandung untuk mempertanyakan nasib investasi Jabon nya. Menurutnya, sebelum aksi kali ini pihak GMN selalu mengingkari kesepakatan yang telah dibuat bersama para invenstor Jabon.

"Kita menuntut kepada GMN dalam hal ini untuk membayar panen jabon kami, kita sudah beberapa kali membuat kesepakatan tapi mereka selalu melanggar. Harusnya kita sudah panen 2016 saya dan baru cuma 14 orang menerima dp panen ada yang 10 juta tapi sisanya tidak dibayar, harusnya 6 bulan atau setahun setelah dp panen kami dibayar," ucap Saifullah saat ditemui di sela-sela aksi, Kota Bandung, Sabtu (30/1/2021).

Menurutnya, sempat ada beberapa kesepatakan yang pernah dibuat oleh GMN dan perwakilan para investor. Salah satunya terkait panen yang akan dibayarkan dengan harga dibawah yang dijanjikan pihak GMN.

"Kita pernah ada kesepakatan tanggal 23 febuari 2020 untuk membayar panen kawan-kawan dengan kesepakatan, silahkan dibayar panen kami dengan harga cuma Rp. 600 ribu per pohon dari janji 1 juta 50 ribu per pohon," tuturnya.

"Kesepakatan itu tidak dilaksanakan, alasannya Covid-19, padahal sudah jatuh tempo. Kemarin secara nasional kita menuntut panen di bandung tanggal 3 dan 4 november 2020, ada 13 kesepatan dan jatuh temponya tanggal 31 Desember 2020 tidak juga dilakukan pembayaran," sambungnya.

Saifullah menyebutkan, puluhan massa aksi investor Jabon yang turun ke jalan kali ini memiliki kerugian yany bervariatif. Mulai dari Rp. 10 juta hingga Rp. 2 milyar.

"Tadi sekitar 30 orang tadi di bandung. Kerugiannya yang turun aksi tadi ada yang 2 miliar, 60 juta, 10 juta banyak banget. Enggak ada yang keluar dari pihak GMN nya. Belum ada solusi," tuturnya.

Sementara itu, Salah satu korban investasi pohon Jabon asal Jogja bernama Sri Utami (45) mengatakan, dirinya sengaja datang ke Kota Bandung untuk meminta pertanggungjawaban terkait panen pohon Jati Kebon (Jabon) hasil investasi yang ditanam lima tahun lalu, namun hingga waktunya panen tidak terealisasi. 

"Paling pokok adalah kami sampai datang kesini, kondisi covid seperti ini ya, ini tidak mudah bagi kami ya. Kami hanya ingin meminta pertanggungjawaban dari PT Global Media Nusantara dan juga PT. Argo Bisnis," ujarnya.

Selain itu, Sri Utami juga khawatir ketika mendengar ada gugatan kepailitan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang dilayangkan ke PT Global Media Nusantara dan juga PT Agro Bisnis pada 25 Januari 2021, yang menyebabkan tuntutan para investor terancam tidak dapat dilakukan alias nihil.

"Kami sangat resah ketika mendengar ada gugatan terkait hutang PT GMN, karena memang benar bahwa aset-aset kami ada disitu, ya ini semakin membuat kita resah. Kalau saya dulu inves pohonnya sekitar Rp12 juta. Kami dan temen-temen ya di seluruh Indonesia ya sekitaran ada 17 Milliar lebih," pungkasnya.

Untuk diketahui, Aksi ini dihadiri para investor dari seluruh Indonesia seperti Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera, Kalimantan, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan perwakilan dari para TKI Hongkong dan Arab Saudi.

Bisnis ini kemudian terintegrasi menjadi International Green Invesment System disingkat IGIST. Modusnya, bisnis ini dapat menyelamatkan bumi, sedekah oksigen, penghijauan dan gerakan mulia lainnya yang membuat banyak orang berminat menanamkan modalnya.

Banyak masyarakat tertarik bergabung dengan GW karena diiming-imingi keuntungan menggiurkan dari investasi pohon Jabon. Dengan pertumbuhan pohon yang cepat, investor dijanjikan sudah bisa panen di tahun ke-5 dan ke-10.

Satu pohon Jabon seharga Rp350 ribu, untuk keuntungannya pada tahun ke-5 bisa mencapai jutaan rupiah perpohonnya. Jika membeli lebih dari 10 pohon Jabon, maka keuntungan yang didapat pada tahun ke-5 mecapai puluhan juta rupiah.

Investor pohon dijanjikan panen lima tahun, dengan pembagian keuntungan 70:30, antara mitra sebagai pemilik pohon dan petani sebagai perawat yang bekerja sama dengan PT GMN. Panen kedua jangka waktu 3,5 tahun dengan pembagian 50:50. (Ridwan Abdul Malik)


Editor : JakaPermana