GelarTracking dan Makan Korban, Rupanya SMP IT Al-Hikmah Tidak Membeli Tiket Masuk Curug Kembar

Pihak Perhutani dan LMDH Lestari Alam Batulayang mengaku tidak mengetahui aktivitas SMP IT Al-Hikmah Kota Depok lantaran mereka tidak membeli karcis masuk ke kawasan wisata Curug Kembar dan tanpa didampingi guide

GelarTracking dan Makan Korban, Rupanya SMP IT Al-Hikmah Tidak Membeli Tiket Masuk Curug Kembar
Kawasan Wisata Curug Kembar lokasi siswa SMP IT Al-Hikmah Kota Depok yang menyebabkan empat orang terseret arus sungai. Foto Reza Zurifwan

INILAHKORAN, Cisarua - Kegiatan Latsar Kepemimpinan SMP IT Al-Hikmah Kota Depok saat melakukan tracking menyeberangi aliran Sungai Cigamenung, Curug Kembar, Desa Batulayang, Cisarua, Kabupaten Bogor ternyata tidak didampingi guide, baik dari Perhutani maupun  Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Lestari Alam Batulayang

Tak hanya itu, rombongan SMP IT Al-Hikmah yang jumlahnya 116 orang tersebut juga tanpa disertai pemberian karcis di loket Objek Wisata Alam Curug Kembar seharga Rp10 ribu perorang.

"Berdasarkan informasi dari petugas yang di bagian loket, 11t orang rombongan Latsar Kepemimpinan SMP-IT Al-Hikmah Kota Depok saat melakukan tracking menyeberangi aliran Sungai Cigamenung, Curug Kembar tidak membeli tiket, dan hanya minta dihitung," kata pegawai Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bogor Rudi kepada wartawan, Kamis,  13 Oktober 2022.

Baca Juga : Misteri Mayat di Tol Jagorawi, Ternyata Bapak Cianjur Dihabisi Pemulung Tasikmalaya

Rudi menerangkan, karena mendadak dan tidak ada rencana untuk tracking. Kegiatan guru dan pelajar SMP-IT Al-Hikmah yang dimulai pukul 11.00 WIB pun tidak didampingi guide.

"Mereka sesuai rencana hanya camping di D'Jungle di atas pos loket kami, tiba-tiba guru-gurunya membawa para rombongan pelajar tersebut ke lokasi Curug Kembar, hingga tanpa di dampingi guide. Harusnya kalau mau ke Curug Kembar, apalagi rombongan siswa itu harus didampingi guide," terang Rudi.

Aktivis Masyarakat Adat Puncak (MAP) Chaidir Rusli atau yang keeap disapa Mang Iding menyayangkan tak adanya jalur evakuasi di objek wisata alam Curug Kembar, padahal jalur evakuasi adalah salah satu syarat keluarnya ijin objek wisata alam maupun non alam.

Baca Juga : Tiga dari Empat Pelajar SMP IT Al-Hikmah Depok Yang Hanyut Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal

"Tak hanya jalur evakuasi yang saya kritisi, tak adanya plang himbauan wilayah rawan bencana alam banjir maupun longsor pun saya tak melihatnya. Padahal, arus air sungai bisa tiba-tiba bisa deras karena hujan di hulu atau Gunung Lemo," ucap Mang Iding.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti