Kang Dedi Mulyadi Geram Melihat Objek Wisata Nimo di Pangalengan Merusak Keindahan Alam PTPN VIII

Sebuah video Youtube Anggota DPRRI Komisi IV Dedi Mulyadi geram melihat kerusakan lingkungan dan pembangunan objek wisata Nini Mountain (Nimo) diarea pekebunan PTPN VIII di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

Kang Dedi Mulyadi Geram Melihat Objek Wisata Nimo di Pangalengan Merusak Keindahan Alam PTPN VIII

INILAHKORAN,Soreang - Sebuah video Youtube Anggota DPRRI Komisi IV Dedi Mulyadi geram melihat kerusakan lingkungan dan pembangunan objek wisata Nini Mountain (Nimo) diarea pekebunan PTPN VIII di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

Dedi Mulyadi itu kecewa dengan konsep bangunan Nimo yang tidak ramah lingkungan serta tak memilki estetika kearifan lokal.

Dalam video Youtube yang diberi judul, Kunjungan ke Perkebunan Pangalengan Lihat Wisata Kelas Dunia  Kang Dedi Malah Ngambek dan telah ditontong 16 ribu kali selama 16 jam sejak diunggah itu, pria yang kerap disapa Kang Dedi itu mengatakan, keindahan lereng gunung hancur oleh arsitektur bangunan ini.

Baca Juga : 8 Saksi Diperiksa Polisi Soal Pembunuhan Lansia di Bandung

Kata dia, objek wisata kelas dunia itu bukan beratap baja (seng)seperti itu. Ia memberi contoh, bangunan yang ada di Gunung Tangkuban Perahu yang berbasis kayu dan bambu, sehingga mempunyai ciri khas dan karakter yang kuat.

”Kalau persoalaan jumlah orang yang datang. Itu mudah bukan hal yang sulit untuk orang indonesia. Asal bikin keraiaman dangdutan orang mudah datang. Tapi yang harus dipikirkan adalah kesinambungan dan kelanjutannya dimasa depan," kata Kang Dedi.

Kang Dedi mencontohkan wisata kelas dunia yang benar adalah seperti Bali dan Jogja. Karena memiliki karakter dan ciri khas daerahnya. Jika suatu tempat wisata dibangun asal banyak dikunjungi orang, ia memastikan tidak akan bertahan lama.

Baca Juga : Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kota Bandung Menurun

"Bagi saya tidak terlalu penting berimaginasi soal berklas dunia segala. Jika tidak sesuai kenyataan, kalau ada turis datang malang kecewa. Jadi kalau soal orang datang itu bukan karena penataannya, tapi karena alamnya bagus," ujarnya.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti