Tahun Ini, Prevelansi Stunting di Kota Bandung Ditargetkan Turun 14 Persen 

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung Dewi Kania Sari menyampaikan, prevalensi stunting di Kota Bandung di 2022 turun 7 persen. 

Tahun Ini, Prevelansi Stunting di Kota Bandung Ditargetkan Turun 14 Persen 
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung Dewi Kania Sari menyampaikan, prevalensi stunting di Kota Bandung di 2022 turun 7 persen. 
INILAHKORAN, Bandung - Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung Dewi Kania Sari menyampaikan, prevalensi stunting di Kota Bandung di 2022 turun 7 persen. 
Hal itu, dikemukakan Dewi Kania Sari berdasarkan data survei status gizi Indonesia (SSGI). Pada SGGI 2021 menunjukan prevalensi stunting Kota Bandung berada di angka 26,4 persen. 
"Angka prevalensi stunting di Kota Bandung semakin turun tiap tahunnya. Di tahun 2022 mengalami penurunan sampai 7 persen menjadi 19,4 persen," kata Dewi Kania Sari, Sabtu 4 Februari 2023.
Menurut Dewi Kania Sari, di tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen meski target besarnya adalah zero stunting
"Penurunan prevalensi stunting sampai 7 persen, merupakan angka yang signifikan dari hasil kerja sama semua pihak. Zero stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh pentahelix," ucapnya. 
Karenanya, berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) terlibat untuk menyelesaikan stunting. Salah satunya melalui penyeragaman data dengan aplikasi e-Penting yang diusung Diskominfo. 
"Aplikasi e-Penting turut berpartisipasi dalam percepatan penurunan stunting. Margin eror nya semoga bisa diminimalisasi juga. Sehingga untuk pendataan ke depan harus satu pintu melalui e-Penting," ujar dia. 
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung Yunimar Mulyana menyampaikan, e-Penting mampu mengurangi perbedaan data yang ada di lapangan. 
"Semoga semakin menyempurnakan ikhtiar kita dalam mengurangi kesalahan data yang sudah terhimpun. Silakan dipelajari cara menggunakan aplikasi ini," kata Yunimar Mulyana. 
Aplikasi ini, diharapkan dapat mewujudkan tata kelola data stunting mulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisis data dan kebijakan, publikasi, sosialisasi, sampai dengan monitoring dan evaluasi.
Selain e-Penting, dituturkan Yunimar Mulyana bahwa PKK juga mendapatkan bantuan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung berupa alat ukur perkembangan dan pertumbuhan anak. 
"Kita diberikan antropometri kit sebanyak 358 set. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan akurasi dari alat ukur yang dipakai di posyandu-posyandu. Sehingga ada keseragaman dan data yang valid untuk disampaikan,” ucapnya. 
Yunimar mengaku, telah mengajukan lagi untuk menambah 300 antropometri. Yunimar berharap, seluruh posyandu yang ada bisa memiliki alat ukur tersebut agar pengukurannya lebih akurat dan seragam.
Kepala Bidang Persandian dan Aplikasi Diskominfo Kota Bandung Ayi Mamat Rochmat menjelaskan, e-Penting bisa diakses melalui web dan mobile. Namun, hanya kader posyandu yang dapat mengakses masuk. 
"Bagi masyarakat umum, hanya bisa menggunakan aplikasi ini untuk mengetahui status gizi anaknya. Sedang versi webnya hanya bisa digunakan oleh lurah, camat, puskesmas, dan perangkat daerah terkait,” kata Ayi Mamat Rochmat. 
Ayi Mamat Rochmat menuturkan, ada beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan. Seperti video penjelasan mengenai stunting, dashboard pendataan anak, dan data gizi anak.
"Kita sudah ada sosialisasi bimbingan teknis juga ke petugas puskesmas. Data-data pada aplikasi dan web ini terintegrasikan dengan aplikasi pemerintah pusat. Sehingga tujuannya mengumpulkan seluruh data stunting di kader kelurahan dan kecamatan melalui satu pintu lewat aplikasi e-Penting," ucapnya. 
Ayi berharap, dengan digitalisasi data seperti ini mampu mentransformasi kegiatan pendataan dari manual ke digital. Harapannya ibu-ibu PKK di posyandu bisa mengoperasikan aplikasi tersebut. *** (yogo triastopo)***


Editor : JakaPermana