Rizal Ramli Konsisten Sentil Sri Mulyani

Bukan Rizal Ramli namanya kalau tidak kritis terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. Lagi-lagi sepak terjang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) disebutnya doyan ngutang.

Rizal Ramli Konsisten Sentil Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Antara Foto)

INILAH, Jakarta- Bukan Rizal Ramli namanya kalau tidak kritis terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. Lagi-lagi sepak terjang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) disebutnya doyan ngutang.

Melalui akun twitter @RamliRizal, mantan Menko Kemaritiman itu, menentang pernyataan Sri Mulyani tentang kondisi perekonomian saat ini.

Dia menganggap, Sri Mulyani banyak alasan guna menyembunyikan buruknya kinerja. Alasan Sri Mulyani sudah basi. Menurutnya, kualitas Sri Mulyani sebagai menteri, tidaklah bagus-bagus amat. Tak hanya itu, ia bahkan dengan blak-blakan menyebut Sri Mulyani hanya bisa menambah utang dengan bunga yang sangat tinggi.

"More excuses. Ngeles lagi ngeles lagi. Tidak ada kebijakan innovative. Berita sudah sejak 2018. Vietnam, bahkan Myamar, menarik manfaat dari perang dagang US vs China. Sekali mediocre, tetap mediocre. Bisanya hanya ngutang berbunga super-tinggi," tulis RR, sapaan akrab Rizal Ramli.

Komentar itu disampaikan mantan menko ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid ini, merespon pernyataan Sri Mulyani pada Rabu (5/6/2019) yang menyebut Indonesia mulai terkena dampak negatif dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, setelah World Bank menurunkan target pertumbuhan ekonomi global dari 2,9% menjadi 2,6%.

"Kalau dilihat keseluruhan tema IMF, WB, OECB dan ADB dalam hal ini mereka sudah liat eskalasi perang dagang, Amerika Serikat dan China itu masuk skenario yang tidak baik," ujar wanita yang pernah ditunjuk menjadi Direktur Pelaksana World Bank itu, usai melakukan open house Lebaran hari pertama di rumah dinas Widya Chandra 1 No. 3, Jakarta Selatan.

Ia mengungkapkan, imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China mulai dirasakan pada awal Juni 2019 ini dan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II hingga IV ekonomi dunia.

Halaman :


Editor : Bsafaat