Dorong UMKM Manfaatkan Potensi Bahan Baku Lokal, LPPM ITB Berikan Panduan Pembuatan Starter Mocaf

Sebagai  upaya untuk mendorong UMKM agar bisa memanfaatkan potensi bahan baku lokal, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) kembali menghadirkan sejumlah inovasi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.

Dorong UMKM Manfaatkan Potensi Bahan Baku Lokal, LPPM ITB Berikan Panduan Pembuatan Starter Mocaf
Sebagai  upaya untuk mendorong UMKM agar bisa memanfaatkan potensi bahan baku lokal, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) kembali menghadirkan sejumlah inovasi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat./istimewa
INILAHKORAN, Ngamprah - Sebagai  upaya untuk mendorong UMKM agar bisa memanfaatkan potensi bahan baku lokal, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) kembali menghadirkan sejumlah inovasi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat.
Salah satunya dengan membantu UMKM dan industri rumahan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan dengan menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan. 
Seperti yang dilakukan di industri rumah tangga CV Karunia Maha Cipta (KMC) di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dalam memproduksi Mocaf (Modified Cassava Flour). 
Mocaf sendirian merupakan tepung singkong yang telah difermentasi sehingga memiliki sifat yang mirip dengan tepung terigu namun bebas gluten.
Melalui program LPPM ITB yang diketuai oleh Prof Tjandra dan dimulai bulan April 2021 tersebut, tim berhasil mengidentifikasi jenis mikroba yang digunakan dalam proses produksi Mocaf. 
Ketua LPPM ITB, Prof Tjandra mengatakan, selama ini industri rumahan tersebut masih membeli starter mikroba dari pihak lain sehingga memberikan kontribusi biaya yang signifikan terhadap cost produksi.
“Melalui proses isolasi diperoleh delapan jenis mikroorganisme, terdiri dari enam jenis bakteri dan dua jenis jamur yaitu Rhizopus oryzae dan Aspergillus oryzae," katanya kepada wartawan belum lama ini.
"Jamur itulah yang kemudian dijadikan sebagai starter mikroba untuk proses produksi Mocaf,” sambungnya.
Ia menuturkan, proses pembuatan Mocaf awalnya singkong dikupas dan dipotong. Kemudian ditambahkan starter mikroba yang akan menjalankan fermentasi hingga menjadi Mocaf.
"Starter mikroba untuk memproduksi Mocaf itu sempat diuji oleh Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, anggota tim LPPM yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Teknik Pangan ITB," jelasnya yang juga Ketua Kelompok Keahlian Perancangan dan Pengembangan Produk Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB ini.
Menurutnya, mocaf yang dihasilkan dari starter yang dikembangkan ternyata tidak kalah dengan mocaf yang diproduksi dengan starter komersial. 
"Tidak ada perbedaan warna dan aroma yang signifikan, antara Mocaf yang dikembangkan dan yang komersil," tuturnya.
Ia menyebut, kegiatan tersebut merupakan salah satu usaha ITB guna mendorong UMKM agar memanfaatkan potensi bahan baku lokal untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. 
"Produksi Mocaf membuktikan bahwa singkong dapat diproses menjadi substitusi tepung terigu yang terbuat dari gandum," sebutnya.
Sementara itu, pemilik CV KMC, Totty Darlina mengaku, sangat terbantu dengan adanya program dari LPPM ITB.
Menurutnya, melalui kerja sama ini pihaknya tidak perlu lagi tergantung pada starter komersial yang harganya cukup mahal. 
"Starter mikroba kini dapat diproduksi sendiri dengan mengikuti panduan tata cara yang telah disusun oleh tim ITB dengan biaya yang relatif murah," tandasnya.*** (Agus Satia Negara)


Editor : JakaPermana