Geliat Ekonomi Baduy

Perekonomian suku Baduy di pedalaman Lebak Banten kini mulai bergairah. Masyarakat yang mengandalkan usaha kerajinan dan pariwisata itu mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Geliat Ekonomi Baduy
Foto: Antara

INILAH, Bandung - Perekonomian suku Baduy di pedalaman Lebak Banten kini mulai bergairah. Masyarakat yang mengandalkan usaha kerajinan dan pariwisata itu mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Saat ini, permintaan konsumen meningkat. Bahkan, lonjakan itu memberikan pendapatan hingga sepuluh kali lipat. Peningkatan itu dirasakan para pelaku usaha aneka kerajinan Baduy. Produk kerajinan yang paling diminati pasar di antaranya kain tenun, ikat kepala lomar, batik, pakaian kampret, selendang kain tenun, tas koja, dan aneka souvenir.

Kudil (45), seorang perajin Baduy di Kampung Kadu Ketug mengaku beberapa hari belakangan ini permintaan konsumen meningkat.

Baca Juga : Menko Airlangga: Teknologi dan Inovasi Keuangan Kunci Ekonomi Hijau

“Kami selama sepekan terakhir ini omzet pendapatan mencapai Rp10 juta dari sebelumnya hanya Rp1 juta,” kata Kudil, Kamis (24/6/2021).

Menurutnya, meningkatnya permintaan konsumen tersebut dipastikan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Baduy. Terlebih, di tengah pandemi Covid-19 ini wisatawan yang berkunjung ke permukiman Baduy relatif kecil.

Kini, para perajin produk khas Baduy diakuinya menggeliatkan kembali usaha kerajinan di bale-bale rumah. Mereka menenun dan merajut tas koja yang bahan bakunya dari akar tanaman. Selain itu, mereka mulai memajang produk kerajinan di depan rumah agar dibeli konsumen termasuk wisatawan.

Baca Juga : Menko Airlangga Sebut Digitalisasi Jadi Kendaraan Menuju Ekonomi Baru

Selama ini, pemasaran produk Baduy hanya dilakukan saat konsumen langsung mendatangi perajin. Namun, ada juga permintaan melalui digitalisasi secara online.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani