Mengungkap Makna Tradisi Lisan Tumbalan Gunung Batu Desa Langensari Lembang
Keberadaan tradisi lisan atau folklor di Kabupaten Bandung Barat (KBB) seakan tak pernah habis untuk dikupas. Itu lantaran kekayaan dan keanekaragaman yang tersebar di setiap sudut wilayah yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bandung.
"Saya sebagai juru kunci generasi ke tujuh bertanggung jawab atas ritual tumbalan ini karena sudah ada aturannya," jelasnya.
Ia menuturkan, ritual Tumbalan Gunung Batu ini merupakan bagian dari tradisi lisan atau folklore yang diturunkan secara turun-temurun yang dilaksanakan sampai sekarang.
"Oleh karenanya, kami akan rawat dan pelihara agar tetap terjaga, serta terlestarikan," tuturnya.
Baca Juga : Yana Mulyana Buka Opsi Gedung Serba Guna Balai Kota Bandung Dijadikan Tempat Sementara Bappelitbang
Sementara itu, Juru Kunci Tumbalan Gunung Batu Lembang Abah Ujang mengatakan, berdasarkan tradisi lisan yang beredar di masyarakat, Tumbalan Gunung Batu ini merupakan ungkapan rasa syukur atau ruwatan untuk tolak bala.
"Keutamaan ruwatan ini adalah amanat Eyang Dalem Mangku Nagara bahwa gunung batu ini harus dijaga, dirawat dan jangan sampai dirusak," ungkapnya.
"Makanya, setiap bulan ruwah warga kerap mengadakan tumbalan kambing hitam," sambungnya.
Baca Juga : Sempat Anjlok, Kontingen KBB Kembali Naik Klasemen Sementara Porprov XIV Jabar 2022
Ia menyebut, Gunung Batu ini merupakan jalur Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer yang meliputi Gunung Manglayang, Gunung Putri, Gunung Burangrang, dan Bukit Tunggul.
Halaman :