Kesalahan Memaknai Puasa 9 Dzulhijjah dan Wukuf

MEMANG ada sebagian orang yang berpandangan bahwa ada korelasi kuat dan mengikat antara puasa tanggal 9 Dzulhijjah dengan peristiwa wuquf di Padang Arafah. Seolah-olah puasa sunah itu harus mengacu kepada kejadian wuquf. Lalu puasa itu harus mengikuti wuqufnya.

Kesalahan Memaknai Puasa 9 Dzulhijjah dan Wukuf

Mereka terbiasa mengubah dan mengotak-atik jadwal ritual haji tiap tahunnya. Kadang haji mereka selenggarakan di bulan Dzulqa'dah, kadang di bulan Syawal dan seringkali di bulan-bulan lainnya. Dan karena itulah maka Allah Ta'ala menyalahkan bangsa Arab yang suka menggonta-ganti jadwal ibadah haji tiap tahun. Di dalam Alquran Allah berfirman:

"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran, disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS. At-Taubah: 37)

Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Imam Al-Qurtubi (w. 671 H) dalam kitab tafsirnya Al-Jami' li Ahkam Al-Quran menukilkan komentar dari mufassir besar yaitu Mujahid sebagai berikut :

Baca Juga : 12 Tipe Hati yang Sakit Menurut Alquran

Orang-orang musyrik terbiasa melaksanakan haji untuk tiap bulan dua tahun dua tahun. Haji di bulan Dzulhijjah dua tahun, lalu haji di bulan Muharram dua tahun, kemudian haji di bulan Shafar dua tahun, dan begitulah seterusnya, sehingga haji yang dilakukan Abu Bakar sebelum haji Wada' jatuh pada bulan Dzul-Qa'dah di tahun kesembilan hijriyah. Tahun depannya, Rasulullah berhaji jatuh di bulan Dzulhijjah. Disitulah beliau bersabda, "Zaman telah berputar".

Dari tafsir ini kita mendapat kesimpulan penting bahwa ternyata bangsa Arab jahiliyah meskipun berhaji dan wuquf di Arafah juga, namun jadwalnya bukan di bulan Dzulhijjah, dan tentunya tanggalnya pun juga bukan tanggal sembilan.

Dengan demikian, ketika kita beranggapan bahwa puasa tanggal 9 Dzulhijjah itu harus dikaitkan dengan wuquf di Arafah, sebenarnya tidak punya dasar sama sekali, karena bertentangan dengan realitas pensyariatannya di masa kenabian. Intinya adalah:

1. Puasa tanggal 9 Dzulhijjah sudah disyariatkan sejak tahun kedua setelah hijrah dan dilakukan oleh Rasulullah beserta para sahabat setiap tahunnya.


Editor : Bsafaat