Meniru Akhlak Mulia Para Salaf Ketika Berdagang

SALAH satu kunci sukses berdagang adalah tidak lalai terhadap kewajiban-kewajiban terhadap Allah Ta'ala. Dunia tak mengalahkan akhirat. Tetap, yang nomor satu adalah hak-hak sang pencipta. 

Meniru Akhlak Mulia Para Salaf Ketika Berdagang

SALAH satu kunci sukses berdagang adalah tidak lalai terhadap kewajiban-kewajiban terhadap Allah Ta'ala. Dunia tak mengalahkan akhirat. Tetap, yang nomor satu adalah hak-hak sang pencipta. 

Dikutip muslim.or.id, Para sahabat radhiallaahu ‘anhum adalah orang yang sangat bertakwa kepada Allah. Allah subhaanahu wa ta’aalaa memilih mereka untuk menjadi sahabat-sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam di dunia.

Perdagangan tidak menyibukkan mereka dari berzikir kepada Allah dan dari mengerjakan shalat lima waktu di masjid. 

Baca Juga : Semakin Lama Rukuk dan Sujud Banyak Dosa Diampuni

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallaahu ‘anhuma bahwasanya beliau menafsirkan ayat “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah” dengan “dari mengerjakan shalat yang diwajibkan”. (Tafsiir Ath-Thabari IXX/193, no. 26358.)  

Mereka tidaklah mengerjakan shalat lima waktu kecuali di masjid, kecuali mereka memiliki uzur. Sangat banyak nukilan-nukilan/atsar-atsar di buku-buku tafsir menyebutkan hal tersebut. Di antaranya adalah apa yang dikatakan oleh Imam Mathar bin Thahmaan Al-Warraaq rahimahullaah (wafat 125 H), beliau mengatakan:  

“Adapun mereka (para sahabat), dulu mereka membeli dan menjual. Akan tetapi, jika seorang di antara mereka mendengar adzan sedangkan timbangannya berada di tangannya, maka dia turunkan timbangan tersebut dan memenuhi panggilan shalat.” (Tafsiir Ibnu Abi Haatim VIII/2608, no. 14653.)  Maka, sudah siapkah kita menjadi pedagang sukses dunia akhirat? Pedagang yang tidak menomorduakan akhirat ketika mengejar dunia. 

Baca Juga : Ingat Allah Hati Menjadi Tenang

Allahu'alam


Editor : Bsafaat