Puluhan Rumah di Kabupaten Cirebon Terancam Amblas

Puluhan rumah di sepanjang Sungai Ciwaringin, Desa/Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, terancam amblas akibat abrasi. Ancaman serupa dihadapi pula jalan utama Cirebon-Bandung.

Puluhan Rumah di Kabupaten Cirebon Terancam Amblas
Seorang petugas menunjukkan dinding salah satu rumah di Desa/Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon

 

INILAH, Cirebon – Puluhan rumah di sepanjang Sungai Ciwaringin, Desa/Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, terancam amblas akibat abrasi. Ancaman serupa dihadapi pula jalan utama Cirebon-Bandung.
Sejauh ini, dari puluhan rumah yang terancam, tiga rumah di antaranya diketahui telah amblas. Sementara, 50% bangunan dari satu unit rumah lain telah amblas.

Kuwu (Kepala Desa) Ciwaringin Nurhayati Endang Ekawati menuturkan, kondisi tersebut diakibatkan fenomena abrasi Sungai Ciwaringin yang membuat tanah sekitarnya labil. Setidaknya empat tahun terakhir, pergerakan tanah sebab abrasi itu telah menghantui warga sekitar, khususnya yang tinggal di sekitar sungai.

"Bukan cuma bangunan rumah, ruas jalan utama Cirebon-Bandung juga terancam amblas. Khawatir putus jalannya," ungkap Nurhayati kepada INILAH, Senin (12/11).

Dia menyebutkan, dahulu, jarak antara badan jalan dengan sungai sekitar sepuluh meter berupa lahan kosong dan kebun. Belakangan, abrasi telah mengikis jarak tersebut menjadi sekitar satu kilometer saja. Tanah perkebunan bahkan kini telah hilang.

Sisa tanah yang ada saat ini pun, imbuh dia, diperkirakan telah labil di bagian bawah sehingga berpotensi amblas. Warga pun diliputi kecemasan, terlebih memasuki musim penghujan sekarang ini.

"Musim hujan ini khawatir tanahnya malah amblas terbawa arus air. Bahaya sekali, apalagi di sini termasuk kawasan padat pemukiman," tuturnya.

Sebenarnya, kata dia, sudah ada rumah yang direlokasi. Namun, kondisi itu tak bertahan lama karena bahaya abrasi justru 'mengejar' penduduk sehingga kembali amblas.

Nurhayati mengaku, sejak mula bahaya abrasi menghantui warga, pihaknya telah mengajukan permohonan penanganan kepada instansi terkait yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (sungai). Sayang, hingga kini belum ada penanganan seperti yang diharapkan.

"Pada 2016 kami sudah ajukan ke dinas terkait Kabupaten Cirebon. Mereka sudah meninjau, tapi belum ada kabar dan tindakan apapun," cetusnya.

Mengingat bahayanya terhadap pemukiman penduduk maupun pengguna jalan Cirebon-Bandung, pihaknya berharap otorita terkait secepatnya menangani. Dia mengingatkan, saat banjir datang, luapan air yang mengalir di Sungai Ciwaringin tergolong besar dan berpotensi membahayakan.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Bupati Cirebon, Rahmat Sutrisno berjanji, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon akan menginventarisasi bangunan dan keluarga yang terdampak abrasi. Setelahnya, barulah Pemkab Cirebon akan mengkaji dan merapatkannya.

"Akan kami kaji dan dirapatkan. Alhamdulillah, belum ada laporan korban jiwa akibat kejadian ini," katanya.

Disinggung kemungkinan untuk merelokasi warga yang terdampak abrasi, Rahmat menjawab belum merencanakannya. Dia menyebutkan, Sungai Ciwaringin termasuk kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.

Dengan kata lain, pihaknya kemungkinan besar akan mengajukan permohonan penanganan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Pihaknya juga telah melayangkan informasi terkait hal ini lepada Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, melalui Quick Response Jabar.

"Mudah-mudahan direspon karena ini nampaknya mengancam jalur utama Cirebon-Bandung," tandasnya.

 


Editor : inilahkoran