Takeda Umumkan Calon Vaksin DBD TAK-003 Mampu Cegah Demam Berdarah

Takeda Pharmaceutical Company Limited (Takeda) merilis kandidat vaksin demam berdarah dengue (DBD) Takeda (TAK-003) mampu mencegah penyakit DBD hingga 62 persen. 

Takeda Umumkan Calon Vaksin DBD TAK-003 Mampu Cegah Demam Berdarah
net

INILAH, Bandung - Takeda Pharmaceutical Company Limited (Takeda) merilis kandidat vaksin demam berdarah dengue (DBD) Takeda (TAK-003) mampu mencegah penyakit DBD hingga 62 persen. 

Setelah melalui serangkaian uji coba imunisasi tetravalen terhadap penyakit DBD fase 3, calon vaksin TAK-003 dinyatakan bisa mengurangi risiko rawat inap pasien hingga 83,6 persen, tanpa risiko gangguan kesehatan lain selama tiga tahun ke depan setelah imunisasi. 

“Uji coba imunisasi tetravalen terhadap penyakit DBD fase 3 melibatkan lebih dari 20.000 anak-anak dan remaja sehat berusia 4 hingga 16 tahun, di negara-negara endemik DBD di kawasan Asia dan Amerika Latin. Kami optimistis kandidat vaksin TAK-003 dapat membantu mengatasi masalah DBD di dunia,” kata Vice President Dengue Global Program Leader Takeda Pharmaceutical Derek Wallace, beberapa waktu lalu.

Baca Juga : Layanan Berbayar Twitter Blue Hadir di App Store

Demam berdarah merupakan penyakit virus yang cepat menyebar melalui perantara nyamuk. Penyakit DBD menjadi salah satu dari 10 ancaman teratas WHO terhadap kesehatan global pada tahun 2019. Opsi pencegahan penyakit ini masih terbilang terbatas hingga saat ini.

Di Indonesia, sepanjang 2020 kasus DBD tercatat mencapai 95.893 kasus, dengan jumlah kematian mencapai 661 jiwa. Kasus DBD tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kematian akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota.

Uji coba TIDES merupakan uji klinis intervensi terbesar yang dilaksanakan Takeda. Uji klinis ini melibatkan Komite Pemantau Data independen, yang terdiri dari para ahli yang secara aktif memantau keselamatan para peserta uji coba secara berkelanjutan. 

Baca Juga : Sony Indonesia Hadirkan Lensa FE14mm F1.8 GM

Eksplorasi lanjutan uji coba TIDES fase 3 dilakukan selama 36 bulan. Hasil eksplorasi ini telah dipresentasikan pekan lalu (22/5), dalam Konferensi International Society of Travel Medicine (CISTM) ke-17 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani