Takut Tak Diberikan Bantuan Lagi, Alasan Kepsek Rela Dana DAK Dipotong Disdik

Untuk memenuhi down payment (DP) 2%,  para kepala sekolah SMP di Cianjur penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik SMP dari APBN 2018, banyak yang mengajukan pinjaman. Baik lewat pihak ketiga ataupun keluarga. 

Takut Tak Diberikan Bantuan Lagi, Alasan Kepsek Rela Dana DAK Dipotong Disdik
Foto: Ahmad Sayuti

INILAH, Bandung- Untuk memenuhi down payment (DP) 2%,  para kepala sekolah SMP di Cianjur penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik SMP dari APBN 2018, banyak yang mengajukan pinjaman. Baik lewat pihak ketiga ataupun keluarga. 

Hal itu terungkap dalam sidang kasus dugaan pemotongan dana DAK Fisik SMP Cianjur, di Pengadilan Tipikor PN Bandung, Jalan RE Martadinata, Senin (10/6/2019). Sidang yang dipimpin Daryanto menghadirkan 11 saksi yang semuanya Kepsek SMP penerima DAK. 

Seperti yang diutarakan Nita Helida Kepala SMP 2 Mande Cianjur. Untuk memenuhi pemotongan 2 persen sebagai DP sebelum menerima dana DAK secara keseluruhan, dirinya harus meminjam uang ke suami. 

"Saya pinjam ke suami, lalu disetorkan ke bendahara subrayon," katanya. 

Ketua Majelis Daryanto kemudian menanyakan untuk keperluan apa dan dikemanakan uang DP yang disetorkan saksi Nita Helida. Nita pun mengaku tidak mengetahuinya, dia hanya menjalankan instruksi. 

Nita pun berlasan rela DAK pembangunan fisik dilakukan pemotongan lantaran ada kekhawatiran dalam benak semua kepala aekolah. Di antaranya, takut kebutuhan sarana dan prasarana tidak dipenuhi, takut dimutasi, dan menjalankan perintah sesuai instruksi Disdik Cianjur. 

"Sebagai kepala sekolah saya harus memastikan sarana dan prasarana bagus. Apalagi saat itu ruang kelas dan guru ambruk. Saya khawatir kedepannya sulit dapat bantuan, jika ada (bangunan) yang rusak lagi," ujarnya. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani